PALI--Intensitas hujan di wilayah Bumi Serepat Serasan masih tinggi, imbasnya banjir yang melanda wilayah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) meluas terutama daerah yang berada di pinggir sungai Lematang.
Dari pantauan media ini dilapangan, bukan hanya rumah penduduk yang terendam, tetapi sejumlah sekolah pun ikut kena dampaknya.
"Sudah lima hari pak SDN 13 Tanah Abang terendam. Anak-anak tetap sekolah, namun kami tetap khawatir karena ditakutkan saat jam istirahat, anak-anak bermain air," ujar Rustam, warga Desa Muara Sungai Kecamatan Tanah Abang, Selasa (5/3).
Sama halnya diutarakan Yensi, warga Desa Sukaraja Kecamatan Tanah Abang, bahwa sekolah dasar yang ada didesanya juga terendam. Meski banjir tidak mengganggu aktivitas belajar karena posisi bangunan sekolah ditinggikan, tetapi tetap saja para orang tua meminta pihak sekolah harus ekstra dalam mengawasi seluruh pelajar.
"Terutama pada saat jam istirahat, para guru harus tetap awasi siswanya jangan sampai lepas pengawasan. Karena ketinggian air cukup dalam," pintanya.
Terpisah, Kamriadi Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten PALI, membenarkan ada sejumlah sekolah terkena imbas luapan sungai Lematang. Dirinya juga telah memerintahkan kepada seluruh kepala UPTD untuk melalukan piket memantau dan mengawasi pelajar saat banjir.
"Kalau proses belajar mengajar tetap berjalan lancar, hanya saja untuk antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kami telah menyarankan UPTD untuk lalukan piket. Kondisi banjir belum sampai merendam ruang belajar, baru halamannya saja, dan kondisi itu memang sudah biasa dialamai setiap tahun terutama daerah dipinggiran sungai Lematang," tandasnya.
Sementara itu, Junaidi Anuar, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten PALI menyebutkan bahwa saat ini ada 10 desa yang ada di Kecamatan Tanah Abang teredam banjir.
"Banjir tersebut merupakan banjir tahunan, karena luapan air dari Sungai Lematang akibat tidak dapat menampung air hujan. Kami tetap himbau warga agar waspada antisispasi kemungkinan buruk saat banjir maupun pasca banjir," terangnya.(SN)
Dari pantauan media ini dilapangan, bukan hanya rumah penduduk yang terendam, tetapi sejumlah sekolah pun ikut kena dampaknya.
"Sudah lima hari pak SDN 13 Tanah Abang terendam. Anak-anak tetap sekolah, namun kami tetap khawatir karena ditakutkan saat jam istirahat, anak-anak bermain air," ujar Rustam, warga Desa Muara Sungai Kecamatan Tanah Abang, Selasa (5/3).
Sama halnya diutarakan Yensi, warga Desa Sukaraja Kecamatan Tanah Abang, bahwa sekolah dasar yang ada didesanya juga terendam. Meski banjir tidak mengganggu aktivitas belajar karena posisi bangunan sekolah ditinggikan, tetapi tetap saja para orang tua meminta pihak sekolah harus ekstra dalam mengawasi seluruh pelajar.
"Terutama pada saat jam istirahat, para guru harus tetap awasi siswanya jangan sampai lepas pengawasan. Karena ketinggian air cukup dalam," pintanya.
Terpisah, Kamriadi Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten PALI, membenarkan ada sejumlah sekolah terkena imbas luapan sungai Lematang. Dirinya juga telah memerintahkan kepada seluruh kepala UPTD untuk melalukan piket memantau dan mengawasi pelajar saat banjir.
"Kalau proses belajar mengajar tetap berjalan lancar, hanya saja untuk antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kami telah menyarankan UPTD untuk lalukan piket. Kondisi banjir belum sampai merendam ruang belajar, baru halamannya saja, dan kondisi itu memang sudah biasa dialamai setiap tahun terutama daerah dipinggiran sungai Lematang," tandasnya.
Sementara itu, Junaidi Anuar, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten PALI menyebutkan bahwa saat ini ada 10 desa yang ada di Kecamatan Tanah Abang teredam banjir.
"Banjir tersebut merupakan banjir tahunan, karena luapan air dari Sungai Lematang akibat tidak dapat menampung air hujan. Kami tetap himbau warga agar waspada antisispasi kemungkinan buruk saat banjir maupun pasca banjir," terangnya.(SN)
No comments:
Post a Comment