Ketinggian air rata-rata diatas pinggang orang dewasa bahkan ada yang lebih, membuat aktivitas warga yang kebanjiran lumpuh.
Kepala Desa Curup, Ballian mengharapkan pemerintah kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) untuk segera mendirikan posko banjir di desanya terutama posko kesehatan.
"Sudah ada beberapa warga yang mengalami keluhan sakit, rata-rata perempuan,anak-anak dan Lansia. Tapi hingga saat ini dari Pemkab terutama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan dinas terkait baru sebatas pemantauan, belum ada tindaklanjut akan memberikan bantuan," ungkap Ballian,Rabu (14/3).
Diakuinya, meskipun separuh desanya terendam, namun belum ada satupun warga yang mengungsi. "Air sudah masuk rumah, walaupun bentuk rumah panggung. Artinya, banjir sudah kategori parah. Tetapi warga enggan mengungsi karena belum ada tempat untuk mengungsi, dan untuk beraktivitas, warga menggunakan perahu," jelasnya.
Semakin tingginya air merendam ratusan rumah di Desa Curup langsung mengundang perhatian salahsatu anggota dewan PALI,yakni Aka Cholik Darlin.
Wakil ketua Komisi I ini meminta BPBD untuk segera mendirikan posko dan harus berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan.
"Saat ini warga butuh obat-obatan serta dokter jaga. Karena warga banyak yang mengeluhkan gatal-gatal serta banyak Lansia yang mengaku kambuh rematiknya akibat banjir. Untuk itu, kami dari komisi I yang bermitra dengan BPBD untuk segera bangun Posko,ajak juga Dinkes dan Dinsos," pintanya.
Sementara itu, Junaidi Anuar kepala BPBD PALI bakal segera berkoordinasi dengan Dinkes PALI untuk terjun kelapangan.
"Tadi malam,(Selasa malam,red),kami sudah ke lokasi banjir, dan dari pantauan kami masih aman. Namun, kalau siang harinya air tambah tinggi, maka kami akan ajak Dinkes untuk ke lokasi. Kami juga menghimbau warga, terutama yang berada persis di bantaran Sungai Lematang untuk tetap waspada," tukasnya.(marsindo)
No comments:
Post a Comment