MUARA ENIM - Bupati Muara Enim H Ahmad Yani, pimpin upacara peringatan Hari Amal Bakti (HAB) Kementerian Agama (Kemenag) ke-73, tingkat Kabupaten Muara Enim, di Lapangan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Muara Enim, Kamis (3/1).
Acara ini turut dihadiri Wakil Bupati H Juarsah, Kepala Kemenag Muara Enim H Abdul Harris Putra, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Kepala Imigrasi Kelas II Non TPI Muara Enim Telmaizul Syatri, para Kepala OPD di lingkup Pemkab Muara Enim, serta pegawai, guru dan siswa-siswi MI, MTs, MA di bawah naungan Kantor Kemenag Muara Enim.
Dalam amanatnya, Bupati Ahmad Yani, membacakan sambutan Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifundin, mengatakan peringatan HAB ini dalam kesederhanaan, keprihatinan, dan kepedulian.
Indonesia masih berkabung atas peristiwa alam di wilayah Lombok, Palu, Banten dan Lampung. Untuk itu, dia mengajak bersama-sama prihatin dan peduli untuk membantu saudara-saudara yang mengalami musibah. “Seluruh bangsa Indonesia merupakan satu kesatuan dalam derita dan bahagia, dalam sukacita maupun dukalara,” tuturnya.
Kemudian, sejalan dengan tema HAB Kemenag tahun ini yaitu 'Jaga Kebersamaan Umat', dirinya mengajak seluruh jajaran Kemenag, di tahun politik sekarang ini untuk menebar kebersamaan.
“Saya mengajak seluruh jajaran Kementerian Agama kabupaten/kota di Indoensia, di tahun politik sekarang ini, mari senantiasa menebarkan energi kebersamaan, merawat kerukunan, dan menempatkan diri di atas dan untuk semua kelompok dan golongan kepentingan,” tutur Yani.
Memasuki tahun 2019, kata dia, ada enam sasaran strategis program Kemenag RI yang telah digariskan. Pertama, peningkatan kualitas kehidupan umat beragam. Kedua, peningkatan harmoni sosial dan kerukunan umat beragama. Ketiga, peningkatan kualitas pelayanan keagamaan.
Kemudian, keempat peningkatan akses layanan pendidikan. Kelima, peningkatan mutu pendidikan agama dan keagamaan. Dan, keenam peningkatan kualitas tata kelola pembangunan bidang agama.
Lebih jauh, kata Yani, masih membacakan sambutan Menteri Agama RI. Ke depan, program bimbingan perkawinan dan konseling keluarga supaya dijalankan lebih masif. “Ketahanan keluarga belakangan ini menghadapi ancaman guncangan dan kerapuhan. Seperti terlihat dari tingginya angka perceraian, perkawinan usia dini, dan kekerasan dalam rumah tangga,” bebernya.
Untuk itu, ia minta agar Program Bimbingan Perkawinan dan Konseling Keluarga dijalankan secara lebih masif bekerjasama dengan organisasi mitra Kementerian Agama dan ormas keagamaan lainnya.
No comments:
Post a Comment