Semangat Seorang Guru Hantarkan Lima Anaknya Sandang Gelar Sarjana, Begini Kisahnya


PALI. SININEWS.COM -- Hari ini (Rabu tanggal 25 November 2020) adalah tepat peringatan Hari Guru Nasional (HGN). Dimana penetapan HGN sendiri berkaitan dengan riwayat berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).


Tetapi tahukah bahwa dahulu menjadi seorang guru tidak diminati banyak orang, lantaran minimnya honor tenaga pengajar kala itu meski pun berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). 

Tetapi ada cerita yang cukup menginspirasi banyak orang, yakni perjuangan hidup seorang guru asal Desa Pengabuan Kecamatan Abab Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) yang saat ini telah pensiun sejak tahun 2008 lalu. 

Hj Siti Nuryahati istri dari Idham Kesuma yang menjadi tenaga pengajar sejak tahun 1960an. Beliau mempunyai lima orang anak. 

Meski kala itu penghasilan guru sangat minim, tetapi Hj Siti Nurhayati berjuang keras untuk tetap bekerja menunaikan kewajibannya menjadi seorang guru di SDN 1 Pengabuan tahun 1970an yang kini sekolah itu berubah nama menjadi SDN 6 Abab. 

Ditengah kesibukannya menjadi guru, Hj Siti Nurhayati juga harus banting tulang menghidupi keluarganya dan berjuang keras menyekolahkan lima orang anaknya. 

Berkat kerja keras serta  tekad bulatnya untuk menghantarkan anak-anaknya jauh lebih baik dari dirinya, akhirnya lima orang anaknya itu berhasil menyandang gelar Sarjana meskipun ditengah himpitan ekonomi kala itu yang hanya mengandalkan gaji seorang guru. 

"Ibu adalah seorang malaikat. Walaupun kala itu keluarga kami sering menahan keinginan lain karena gaji guru hanya cukup untuk makan saja. Tetapi berkat kerja keras Ibu, kami anak-anaknya saat ini bisa mandiri dan semuanya telah sarjana," kenang Trisno Kesuma, salah satu anak Hj Siti Nurhayati yang saat ini bekerja di salah satu perusahaan Migas. 

Diceritakan Trisno bahwa Ibunya mempunyai lima orang anak termasuk dirinya. "Pada tahun 90 an, perjuangan ibu sangat berat. Yang mana ada empat anaknya tengah menempuh pendidikan di Pergguruan tinggi dan satu anaknya duduk di bangku SMA," terangnya. 

Tetapi dikatakan Trisno bahwa ucapan ibunya hingga kini masih diingat bahwa jangan mengalah dengan keadaan dan tekad bulatnya agar seluruh anaknya harus sukses. 

"Pada zaman itu tidak banyak orang yang mau jadi guru di SD karna gaji guru waktu itu kecil dan sangat kecil, tidak mencukupi buat kehidupan keluarga. Namun ibu tetap semangat demi tekadnya yang kuat hingga berhasil mendidik anak-anaknya hingga jadi sarjana serta saat ini ada tiga anaknya berstatus ASN," tambahnya. 

Bahkan bukan hanya menghantarkan anak-anaknya jadi sarjana, Trisno juga menyebut telah banyak mencetak orang-orang sukses yang pernah belajar di SDN 1 Pengabuan. 

"Terkadang orang banyak lupa dengan jasa gurunya. Tetapi itu tidak menghalangi ibu untuk tetap mengabdi ketika beliau masih menjadi guru. Hal itulah yang membuat kami bangga menjadi anak seorang guru. Dan kami pun ingin berbuat supaya ibu bangga, yang akhirnya semua anaknya sepakat untuk menerbangkan ibu ke Tanah Suci Makkah," urainya. 

Penulis: Perry 






Share:

1 comment:


Youtube SiniNews

Facebook SINI News

Followers

Subscribers


Postingan Populer

Blog Archive

Comments

Berita Utama

sitemap

Recent Posts