Caption. Arus lalulintas didepan SPBU Beracung yang tersendat laknat antrean kendaraan
PALI. SININEWS.COM -- Meski harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi (pertalite dan solar) telah naik, tetapi kendaraan masih saja terlihat mengular di depan SPBU yang ada di kabupaten PALI propinsi Sumatera Selatan.
Contoh di SPBU Beracung Kecamatan Talang Ubi. Yang lokasinya persis di bukit kabupaten PALI.
Sudah hampir satu bulan ini, setiap pagi hingga siang hari selama BBM tersedia, antrean kendaraan baik roda dua atau roda empat mengular di depan SPBU itu.
Tentu saja, atas kondisi itu, selain pengendara yang terlibat antrean tampak kesal juga pengendara lainnya terganggu.
Pasalnya, jalan didepan SPBU itu cukup sempit mengakibatkan arus lalulintas tersendat bahkan kerap terjadi kemacetan.
Kemacetan terjadi saat jam masuk kerja dan jam pulang kerja.
Dimana pada waktu sibuk itu, banyak warga memulai aktivitasnya, baik untuk menuju kantor tempat bekerja, petani yang akan ke kebun maupun anak sekolah.
Atas kondisi itu, anggota DPRD kabupaten PALI, Husni Thamrin angkat bicara.
Politisi partai Hanura kabupaten PALI itu meminta Dinas Perhubungan (Dishub) untuk membantu mengatur arus lalulintas.
"Dishub harus turun, terutama pagi dari jam 07.00 hingga jam 09.00 WIB. Kemacetan sering terjadi saat jam-jam tersebut," ujar Husni Thamrin.
Tugas Dishub mengatur lalulintas di depan SPBU Beracung untuk mengurai kemacetan.
"Kalau ada Dishub, lalulintas bisa diatur dan kemacetan bisa dihindari supaya aktivitas lancar," tukasnya.
Disamping meminta Dishub atur lalulintas, Husni Thamrin juga menyarankan pihak SPBU untuk menambah pompa pengisian BBM.
"Tambah lagi pompa pengisian supaya pelayanan tambah cepat," sarannya.
Juga meminta pihak SPBU membuka pelayanan hingga malam hari, minimal hingga pukul 00.00 WIB.
"Kalau memang pasokan mencukupi, buka pelayanan hingga tengah malam dan bukanya jangan terlalu siang," sarannya lagi.
Kepada pemerintah pusat, Husni Thamrin berharap menambah kuota BBM bersubsidi di kabupaten PALI.
"PALI ini daerah berkembang yang tentunya selain jumlah penduduk bertambah, kendaraan bermotor juga semakin banyak. Untuk itu kami minta tambah kuota BBM," harapnya.
Sementara itu, Ruli salah satu pengendara sepeda motor mengaku rela antre lama karena di lingkungannya sudah langka yang menjual BBM eceran.
"Kalaupun ada harganya mencapai Rp13ribu, sementara di SPBU Rp10ribu. Jadi kami rela antre karena lebih hemat," katanya yang mengaku berasal dari wilayah Talang Tumbur kelurahan Talang Ubi Barat. (sn/perry)
No comments:
Post a Comment