Lahat. SININEWS.COM -- Seiring waktu berjalan tanpa terasa, dalam siklus politik hari ini semakin memasuki tensi/suhu politik yang mulai memanas.
Dari isu pencapresan, Pemilu, Pilkada dan lainnya yang dalam beberapa waktu ini menjadi topik hangat yang diperbincangkan.
Tentu, cukup relevan mengingat tahun 2023 mendatang sudah akan mulai memasuki tahun politik, di mana kontestasi Pemilu, dalam arti tahapan pergelaran pemilihan legislatif dan pemilihan eksekutif telah dimulai.
Hal ini tentu, harus disambut dengan kematangan demokrasi, yang di sisi lain juga harus diantisipasi dari berbagai gejolak dekonstruktif, yang sangat jauh dari harapan serta tujuan pelaksanaan kontestasi demokrasi tersebut.
Oleh karenanya, dari element masyarakat harus kembali meningkatkan soliditas dan persatuan nasional, agar tidak mudah tergiring, terjebak serta terprovokasi dengan berbagai upaya dekonstruktif dalam memasuki tahun politik tersebut, diantaranya politik uang/money politic, politik identias dan upaya dekonstruktif lainnya.
Hal demikian selaras dengan apa yang disampaikan oleh Sri Meliyana, Anggota MPR RI Fraksi Gerindra asal Daerah Pemilihan Sumatera Selatan II, yang bertindak sebagai narasumber dalam pelaksanaan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan yang dilaksanakan di kota Lahat pada Sabtu (05/11/2022).
Di mana secara prinsip, ia sangat mengharapkan agar masyarakat jangan sekali – kali mudah terprovokasi ataupun terjebak ke dalam isue atau upaya yang menggiring ke arah perpecahan, ataupun pembelahan diantara masyarakat.
Ia mengungkapkan bahwa menghadapi pergelaran kontestasi demokrasi yang nantinya akan berlangsung, harus disikapi secara dewasa dan dengan kematangan berdemokrasi, sehingga jikalau ada pilihan yang berbeda, calon yang diunggulkan tidak sama, hal tersebut jangan malah membuat gesekan/konflik di tengah masyarakat.
“Tentunya, tidak lama lagi kita akan memasuki tahun politik, di mana tahapan pergelaran pemilu, baik pilpres atau pileg akan segera dimulai. Oleh Karenanya, element civil society harus mempererat soliditas diantara masyarakat, dan meningkatkan persatuan nasional” ujar Meli sapaan akrabnya.
“Hal demikian diharapkan agar kita tidak mudah terjebak ataupun terprovokasi dengan sikap atau pilihan yang berbeda diantara masyarakat. Artinya, jikalau ada pilihan yang berbeda diantara kita, hal tersebut bukanlah sesuatu masalah, yang harus menjadi konflik/permusuhan, namun sebaliknya harus disikapi secara dewasa. Demikian pula, terkait dengan politik identias, politik uang/money politic dan berbagai hal negatif lainnya, yang juga harus kita hindari dalam kontestasi pemilu nantinya” Sambungnya.
Kemudian, ia pula berpesan kepada para peserta sosialisasi/audiens, agar pelaksanaan sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan ini dapat benar – benar dimaknai secara utuh, tidak hanya sekedar ceremonial semata, Ia sangat berharap pesan dan penyampaian materi dalam sosialisai ini dapat ter-internalisasi ke mindset para peserta, sehingga dapat untuk kembali menyampaikan-nya kepada masyarakat luas, sehingga kebermanfaatan pelaksanaan sosialisasi ini benar – benar dapat dirasakan oleh semua pihak.
“Terakhir, semoga para peserta dapat memahami dan menjadikan pesan serta materi sosialisasi ini sebagai bahan lanjutan sebagai pedoman dalam kehidupan bermasyarakat. Kita ketahui bahwa Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika merupakan 4 (empat) pondasi utama yang dapat mempererat kita sebagai sebuah bangsa yang besar dan majemuk, untuk menuju tujuan berbangsa dan bernegara, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” Pungkasnya.(sn/ril)
No comments:
Post a Comment