Foto: agusari (alat pendeteksi banjir karya mahasiswa Polsri yang ada di Kelurahan Majasari
PRABUMULIH, SININEWS.COM -- Tiap musim hujan sejumlah Daerah kerap terjadi banjir akibat debit air sungai yang meningkat. Tentunya bencana ini sangat merepotkan, karena kedatangan air yang masuk kedalam rumah tak dapat di duga-duga.
Nah, berkaca dari hal tersebut Pemerintah Kelurahan Majasari Kecamatan Prabumulih Selatan berkolaborasi dengan PT. Pertamina juga mahasiswa Polsri.
Kolaborasi tersebut yakni menghadirkan alat pendeteksi banjir karya mahasiswa Polsri.
Alat tersebut terletak di bantaran sungai RT 06 RW 04 yang mana merupakan salah satu titik rawan banjir yang ada di Kelurahan Majasari.
Karya mahasiswa Polsri itu merupakan Bantuan Corporate Sosial Resposibility (CSR) PT. Pertamina Kota Prabumulih untuk kenyamanan masyarakat di Kelurahan Majasari.
Sementara untuk sistem kerja alat tersebut yakni memiliki tingkatan dimana ada siaga 1, 2 dan 3.
Jikalau debit air sudah mencapai batas ketinggian tingkat siaga tersebut, alat yang terpasang di bantaran sungai Kelekar itu akan mengeluarkan suara yang cukup keras untuk memberitahu masyarakat.
Tak hanya itu, canggihnya alat pendeteksi banjir tersebut dapat secara otomatis mengirimkan pesan yang masuk Langsung ke ponsel RT, RW, Perangkat Kelurahan hingga Lurah ketika air mencapai sensor tingkat siaga.
Susi Windasari Lurah Majasari menyampaikan bahwa alat tersebut telah terpasang pada beberapa waktu lalu," sudah terpasang waktu musim kemarau kemaren tapi belum Kito resmikan dan in shaa Allah akan sesegera mungkin Kito resmikan tapi alat itu sudah mulai berfungsi," tuturnya kepada wartawan ini.
Ia juga mengatakan bahwa masyarakat Majasari khususnya warga yang dekat terpasangnya alat tersebut dapat menjaga dari kenakalan tangan-tangan yang tak bertanggung jawab.
"Alat itu samo-samo kito jago dan Kito rawat karena alat itukan untuk Kito tullah, man Bu lurah (dirinya-red) jauh man keno banjir masyarakat deket aliran sungai tulah pasti yang keno, jadi samo-samo nak kito jago alat itu," katanya.
Mengulik cerita kejadian banjir pada beberapa waktu lalu, Susi mengatakan jikalau hujan deras dirinya kerap tak tidur dengan nyenyak karena menunggu informasi update dari RT, RW yang berada di titik rawan banjir di wilayahnya.
"Man malam lah ujan deras mulai Kito was-was, Kito nungguke informasi RT, RW yang sering keno banjir bahkan jadi man lah ujan malam dak kenyenyak lagi tidur, tapi dengan alat ini Kito pasti dapet pesan man air lah masuk ke siaga satu," sambungnya.
Ditanya terkait dengan ketinggian air dari hujan deras pada beberapa waktu lalu, ia mengatakan air belum mencapai titik siaga sehingga pihaknya tak menerima pesan masuk dari alat pendeteksi banjir.
"Air lum sampai titik siaga, kalo air lah sampai ke tingkatan tersebut kan keno sensornyo pasti otomatis ngirim pesan ke Kito dan juga alarm di alat itu pasti bebunyi," tukasnya. (Ari/SN)
No comments:
Post a Comment