Unjuk rasa yang dimulai pukul 10.00 WIB itu berlangsung damai, tertib, dan mendapat pengamanan ratusan aparat gabungan. Tidak ada kericuhan, justru orasi penuh semangat yang dipimpin Arthur Kaunang berjalan dalam koridor demokrasi yang sehat.
“Tujuan kami bukan untuk gaduh, tapi untuk mengingatkan bahwa wakil rakyat adalah penyambung suara kami,” tegas Arthur lantang di hadapan massa.
Dalam orasinya, Arthur menyampaikan beberapa poin penting:
- Mendesak percepatan pengesahan UU Perampasan Aset Koruptor
- Menolak kenaikan pajak yang memberatkan rakyat
- Menuntut transparansi penggunaan anggaran aspirasi dewan
- Menghapus tunjangan tambahan DPR
- Menegakkan etika, sikap, dan tutur kata wakil rakyat
“Korupsi sudah jadi penyakit menahun. Tanpa undang-undang yang tegas, mereka yang rakus akan terus merajalela,” serunya lagi.
Arthur juga menegaskan bahwa DPRD jangan sampai kehilangan wibawa. “Kami tidak ingin wakil rakyat di sini jadi seperti Ahmad Sahroni,” ujarnya disambut sorakan dukungan.
Menanggapi desakan massa, Ketua DPRD Kota Prabumulih H. Deni Victoria bersama Wakil Ketua I Aryono dan Wakil Ketua II Ir. Dipe Anom langsung menemui demonstran.
Perwakilan FKPP kemudian diajak berdialog di ruang rapat banggar DPRD dengan pengawalan ketat aparat. “Saya berterima kasih kepada FKPP yang sudah menyampaikan aspirasi secara tertib dan damai,” kata Deni.
Ia menegaskan bahwa semua tuntutan akan ditindaklanjuti sesuai kewenangan. “Apa yang jadi urusan pusat, akan kami teruskan ke pusat. Sedangkan yang menyangkut daerah, tentu akan kami bahas dan tindaklanjuti di sini,” ujarnya.

No comments:
Post a Comment