Tujuh kesenian itu antara lain berupa gitar tunggal, tari bekarang, tari hageria, tari lading, tari burung putih, yoki (penyanyi tunggal perempuan tua), tari ngusir hama.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten PALI Drs. Supriyatno mengatakan bahwa digelarnya malam festival budaya ini sebagai bentuk kegembiraan warga PALI dalam rangka HUT PALI kelima tahun 2018 ini.
"Ada 7 kesenian dari lima kecamatan tampil pada malam hari ini (Minggu malam,red). Semua ini masih dalam rangkaian HUT PALI ke-5 tahun," ungkapnya didampingi Kabid Kebudayaan kabupaten PALI.
Ia juga mengatakan bahwa budaya bisa dijual sebagai dalam sektor pariwisata sehingga bisa menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten PALI.
"Kalau hanya membangun gedung, negara barat jauh lebih hebat. Namun, yang tidak dimiliki oleh bangsa barat adalah budaya kita, budaya timur. Untuk itu, kami harap dengan festival budaya ini bisa meningkatkan kecintaan kita terhadap budaya asli bangsa kita terutama kabupaten PALI, dengan begitu secara sendirinya akan kita lestarikan budaya tersebut hingga anak cucu kita," imbuhnya.
Dari pariwisata juga, sambung Suprihyatno bisa menekan angka kemiskinan.
"Saya menghimbau agar adat istiadat daerah kita junjung tinggi. Maraknya musik remik melanggar adat istiadat nenek moyang kita dulu. Jangan sampai budaya kita budaya timur kalah dengan budaya asing," tutupnya.
Ditempat yang sama, Bupati PALI dalam hal ini diwakilkan oleh Asisten III Setda Kabupaten PALI H. Ruswandi, SH mengatakan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Terutama para pelaku seni yang turut melestarikan kebudayaan khas kabupaten PALI.
"Kegiatan ini sangat bermanfaat, terutama dapat meningkatkan kecintaan terhadap budaya. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada para pelaku seni yang turut melestarikannya. Kami berharap bisa digelar kegiatan serupa namun dalam skala yang lebih besar," ungkapnya seraya membuka malam festival budaya secara resmi. (red)
No comments:
Post a Comment