Berbakti Pada Ibu, Pramugari Cantik Ini Relakan Gaji Rp 45 Juta dan Memilih Rp 450 Ribu

PRABUMULIH -- Pramugari adalah salah satu pekerjaan yang tidak sembarang orang bisa lakukan. Untuk menjadi seorang pramugari, selain harus memiliki paras cantik juga memiliki postur tubuh tinggi.

Tak cukup sampai disitu, seorang pramugari juga dituntut memiliki kecerdasan diatas rata-rata salah satunya memiliki kemampuan berbahasa inggris yang baik.

Terlepas dari sulitnya menjadi pramugari, profesi ini juga sangat menggiurkan. Pasalnya, pemasukkan pramugari terbilang cukup tinggi. Berkisar antara Rp 7 juta hingga Rp 40 juta. Hal ini sebanding dengan resiko yang didapat.

Profesi sebagai pramugari pernah dirasakan oleh Berlinda Fitriyani (28) salah satu Pegawai Harian Lepas (PHL) Pemerintah Kota Prabumulih.

Perjalanan menjadi seorang pramugari terbilang sangat mulus dilalui ibu dua anak ini. Ifit begitu ia disapa pernah lulus menjadi pramugari di lion air meskipun penawaran itu ia tolak. Lalu ia juga pernah menjadi pramugari di maskapai flat merah Garuda Indonesia.

Ifit mengatakan pendaftaran menjadi pramugari di maskapai Lion Air ia ikuti ketika lulus SMA. Setelah mengikuti seleksi tahap akhir dan disodorkan kontrak, tawaran emas tersebut kemudian ia tolak.

"Karena waktu ikut seleksi itu Ifit diam-diam tidak bilang sama mama. Setelah mama tahu Ifit ikut seleksi, mama tidak mengizinkan. Sebagai anak ya Ifit nurut kata mama," ujarnya.

Dikatakan Alumni Bujang Gadis Prabumulih (BGP) tahun 2008 ini, setelah menolak tawaran tersebut Ifit kemudian bekerja sebagai PHL di Pemkot Prabumulih dibagian humas protokol untuk membantu ekonomi keluarga.

"Satu tahun setelah itu ada lowongan Pramugari di Garuda  tahun 2010 tapi tidak lulus. Tapi tetap semangat 2011 ada lowongan lagi, khusus untuk Haji Alhamdulillah Lulus dan kali ini mama dukung," ungkapnya.

Diterangkan Ifit, menjadi seorang pramugari ada banyak pengalaman yang didapat. Salah satu pengalaman yang tidak terlupakan ketika pesawat garuda Jakarta ke Jeddah mengalami kendala, hidrolik sistem pesawat tak berfungsi dan membuat roda pesawat tidam bisa keluar.

"Mengetahui informasi dari pilot, sebenarnya jantung ini sudah lemas. Tapi Ifit menciba profesional dan menyampaikan masalah tersebut kepada penumpang dengan santai agar penumpang tidak panik," terangnya.

Saat itu, kata Ifit, pilot memutuskan pesawat untuk melakukan pendaratan dsrurat di Bandara Muskat Oman. Dimana suasana ketika itu sangat mencekam peswat berputar selama 4 kali untuk mencoba mengeluarkan roda pesawat.

"Seluruh penumpang sudah sangat panik menangis histeris, ada yang terus berzikir. Alhamdulillah setelah 4 kali mencoba pendaratan berhasil," bebernya.

Meskipun beresiko tinggi, kata Ifit, menjadi seorang pramugari ia memperoleh gaji yang cukup fantastis. Dalam satu bulan ia bisa mendapatkan gaji hingga Rp 40 juta.

"Alhamulillah. Kalau gajinya hanya Rp 2,6 juta, tunjangannya yang lumayan besar. Dalam sebulan Ifit pernah dapat Rp 45 juta," jelasnya.

Namun, lanjut Ifit, pekerjaan sebagai pramugari hanya ia jalani selama 2 tahun. Setelah itu, ia memutuskan untuk berhenti dan kembali menjadi PHL di Pemkot Prabumulih.

"Setelah itu dapat penugasan di Medan, karena cukup jauh kasihan Mama jadi Ifit putuskan untuk mundur," pungkasnya.
Share:

No comments:

Post a Comment


Youtube SiniNews

Facebook SINI News

Followers

Subscribers

Postingan Populer

Blog Archive

Comments

Berita Utama

sitemap

Recent Posts