Prosesi sedekah bumi atau disebut warga setempat sedekah dusun diwarnai beberapa kegiatan sakral, yakni satu hari sebelum acara puncak, warga setempat mengorbankan satu ekor kerbau dilanjutkan pembacaan surat Yasin dan amalan lainnya pada Minggu (6/1) di Masjid Al-Athar Desa setempat. Setelah itu, warga berebut air yang telah dibacakan do'a oleh tokoh adat dan ditaburi berbagai macam bunga yang disebut warga setempat Air Langir.
Maryono, Kepala Desa Sungai Ibul menceritakan sedikit sejarah desa tersebut, dimana dahulunya, ada tiga orang tokoh dari Desa Saba Petai Mangku Negara bercocok tanam di Sungai Ibul, saat itu Sungai Ibul masih disebut sebuah talang atau tempat behume (bercocok tanam).
Sekitar tahun 1950-an, beberapa tokoh berkumpul di Talang Sungai Ibul kemudian menunjuk kepala Talang. Seiring waktu, pada tahun 1976 Dewan Marga melalui Pesirah atau Camat saat ini mengusulkan Sungai Ibul menjadi desa dan alhamdulillah disetujui dan diresmikan Bupati Muara Enim saat itu Sei Sohar.
Sejak 1976-1980 ditunjuklah Zainudin sebagai Krie, dan pada tahun 1984, nama Krie berganti nama kepala desa setelah Bupati mengeluarkan keputusan penggantian nama jabatan tersebut.
Sejak saat itulah, pemilihan kepala desa secara demokrasi, yakni dipilih langsung masyarakat dilaksanakan sampai saat ini.
"Kegiatan sedekah bumi ini merupakan adab kita sejak lama, jangan sampai hilang. Meski pun dalam kondisi ekonomi yang kurang stabil, tetapi kita laksanakan semampu kita, kegiatan ini juga sebagai upaya melawan lupa," ungkap Maryono.
Sedekah bumi juga menunjukan kekompakan warga,karena dikatakan Kades bahwa sampai saat ini, sedekah bumi dilaksanakan atas gotong royong, baik itu biaya maupun peralatan dan pelaksanaan kegiatan tersebut.
"Ini adalah cerminan desa kami, seluruh warga dengan sukarela menumbangkan berbagai macam bahan untuk keperluan sedekah. Dan kami harapkan ini akan terus dipertahankan. Karena, dengan kegiatan ini kita tahu sejarah desa kita serta mendoakan para pendiri desa ini dan kita bisa mempererat tali silaturrahmi serta menghilangkan kesenjangan sosial," tukasnya.
Diakui Kades bahwa saat ini Desa Sungai Ibul sejak dipimpin, Kepala Talang Krie sampai Kades, pembangunan desa terus dilakukan dan hingga akhirnya desa tersebut keluar dari desa ketertinggalan menuju desa berkembang.
"Keadaan ini berkat para pendiri desa serta pemimpin desa ini terdahulu. Kita terus berbenah dan membangun hingga saat ini, akses publik sudah terbuka dan kita semua berharap desa kita semakin maju dan menuju PALI Cemerlang Sungai Ibul Cerdas dan Bermartabat," harapnya.
Sementara itu ,Yas Budaya salahsatu tokoh masyarakat setempat yang juga salahsatu Calon Legislatif Kabupaten PALI Dapil 1 menginginkan kegiatan sedekah dusun seperti yang digelar di Desa Sungai Ibul perlu dilestarikan. Sebab selain sebagai menjaga tradisi turun temurun, juga menjadi salahsatu daya tarik tersendiri yang nantinya menjadikan magnet bagi warga luar desa Sungai Ibul untuk mengunjunginya.
"Tentunya apabila setiap tahun dilaksanakan dan menjadikan ikon desa ini, akan mengundang banyak orang untuk datang ke desa ini. Nah, kalau sudah demikian, maka membuka akses masyarakat disektor wisata untuk menggerakkan ekonominya," katanya. (red)
No comments:
Post a Comment