Terlebih lagi, hasil karya Ujang digandeng Yayasan Al-Musyarofah binaan Wakil Bupati PALI, Ferdian Andreas Lacony serta Pertamina EP Asset 2 Pendopo Field yang membantu peralatan serta pemasaran hingga produk Ujang bisa Go Internasional.
"Selama ini kami hanya produksi untuk kebutuhan pertanian saja, seperti parang, golok atau cangkul. Namun, setelah KNPI PALI didampingi Wabup memberangkatkan kami pelatihan ke Bandung, produksi kami bisa bervariasi, dan membukakan wawasan kami untuk membuat karya berbahan dasar besi menjadi bernilai dan mempunyai seni," ungkap Ujang, Rabu (9/1).
Kemudian, setelah memproduksi berbagai senjata tajam yang dilapisi ukiran, diakui Ujang, bahwa KNPI dan Wabup PALI menyarankan untuk dibuatkan kemasan agar hasil karyanya lebih menarik.
"Dari situlah, mungkin karya kami yang telah dikemas dipromosikan dan sebagian informasinya dibuat cindera mata sehingga pesanan semakin meningkat, bahkan ada yang dari Singapura memesan banyak untuk dijual di pasar negara itu," katanya.
Namun, untuk memenuhi pesanan banyak, Ujang mengalami kendala peralatan yang masih manual. "Untuk memenuhi pesanan lokal saja kami kewalahan ditambah lagi untuk ke Singapura. Tapi kalau ada bantuan peralatan yang lebih canggih, mudah-mudahan, pesanan dengan partai banyak bisa kami penuhi. Untuk prosedur ekspor, kami serahkan ke Yayasan Al-Musyarofah serta pihak Pertamina, kami hanya membuat saja," terangnya.
Terpisah, Yogi Bonovinto, CSR Staff PT Pertamina EP Asset 2 Pendopo Field menyatakan bahwa pihaknya bakal mensupport usaha Ujang.
"Petamina melihat potensi karya seni Ujang yang cukup baik dan indah, karya Ujang kita sebut pisau budaya, karena dia bikin pisau ada motifnya. Kita akan kembangkan untuk cenderamata khas PALI," ujar Yogi.(SN)
No comments:
Post a Comment