Timbulkan Pro dan Kontra , Begini Reaksi Sejumlah Waria

PALI, SININEWS.COM - Meski ditunda acaranya, tetapi penolakan terhadap rencana pertemuan Waria se-kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) yang digagas Dinas Kesehatan PALI terus mengalir, bahkan dari PD GNPK RI PALI meminta DPRD PALI segera membentuk team untk memanggil Plt Kadinkes PALI untuk diklarifikasi atas tujuannya mengundang waria disalah satu rumah makan di kota Pendopo. 

"Dengan demikian kita berharap polemik ini kian jelas. Sebab didalam jawaban dari Plt Kadin ada alinea yang berbunyi pada salah satu media online menyatakan bahwa untuk perilaku hidup sehat dan sex sehat. Jelas ini bertentangan dengan norma
sosial dan agama," tandas Afrizal Muslim kepada media ini melalui pesan whatsapp, Selasa (23/7).

Diketahui sebelumnya bahwa Dinkes PALI berniat mengumpulkan waria bertujuan untuk meminimalisir penyebaran HIV/Aids di kabupaten PALI. 

"Sehubungan dengan rentannya waria terkena penyakit HIV AIDs, maka diadakanlah pertemuan tersebut, agar kegiatan Waria terkendali dan dapat di minimalisir serta tidak berkembang," kata Lydwirawan, Plt Kepala Dinkes PALI. 

Disinggung apakah kegiatan itu dilaksanakan sebagai bentuk dukungan terhadap keberadaan waria di PALI, Lydwirawan menjawab bahwa dirinya bukan berarti mendukung keberadaan Waria. "Bukannya mendukung tapi prihatin, karena ada yang terindikasi terinfeksi HIV/Aids," tutupnya.

Namun akibat banyak penolakan, akhirnya rencana acara itu ditunda sampai batas waktu yang belum ditentukan. 

Sementara itu, Dayat Gesit ketua waria komunitas yang diberi nama selebritis PALI menyangkal bahwa pertemuan itu bakal mengumpulkan waria se-kabupaten PALI. 

Diakui Dayat bahwa dirinya juga hingga rencana pertemuan itu menjadi viral, belum menerima secara langsung undangan dari Dinkes, hanya saja ada ajakan dari Dinkes melalui pesan whatsapp agar berkumpul di rumah makan Sejahtera, di kawasan Handayani Mulya dengan undangan hanya untuk waria di kota Pendopo. 

"Setelah ada ajakan itu, lalu saya share melalui massanger ke teman-teman, dan respon teman-teman disambut gembira. Untuk undangan khusus di Pendopo saja yang jumlahnya paling banyak ada 13 orang, jadi tidak benar kalau bakal ada pertemuan waria se-PALI," ucap Dayat saat ditemui media ini. 

Rencana pertemuan itu dikatakan Dayat bukan untuk melegalkan atau deklarasi maupun hal-hal yang menentang hukum, namun rencananya baka menggali bakat waria agar bisa diberdayakan. 

"Mungkin nanti ada yang bisa menjahit, lalu dibina dan dimodali dinas terkait, sehingga waria bisa produktif dalam menggerakan ekonomi. Dan kami jelaskan bahwa waria di Pendopo yang tergabung dalam perkumpulan selebritis selama ini banyak menghibur masyarakat serta kita eksis disetiap kegiatan, baik itu olahraga ataupun sosial," imbuhnya. 

Disebut ada dua waria yang terjangkit HIV, Dayat membantah keras tuduhan itu. Lantaran dinilainya, tuduhan itu bisa menjatuhkan nama selebritis yang rata-rata memiliki dan berkecimpung pada bisnis salon. 

"Anggota kami semuanya sehat, tolong Dinkes PALI cek lagi, jangan hanya gara-gara ada penolakan, HIV dijadikan alasan. Ini merugikan kami. Kalau memang ada yang HIV, kenapa banyak pejabat yang menggunakan jasa potong rambut di kami, termasuk pak Bupati dan hampir seluruh dewan PALI," sanggahnya. 

Dayat juga menolak keras disebut dalam sebuah akun facebook yang menunjuk dirinya ketua waria se-PALI. 

"Saya tidak pernah ditunjuk bahkan dilantik jadi ketua waria PALI, kalau komunitas selebritis memang benar. Menyikapi ramainya pro dan kontra acara itu, maka saya langsung batalkan ke panitia agar pertemuan itu tidak usah diadakan. Keberadaan kami cukuplah seperti ini dan kami tidak pernah meresahkan masyarakat," bebernya. 

Terpisah, Boxseng, waria asal Talang Subur juga mengaku bahwa pertemuan itu lebih baik dibatalkan, padahal sebelumnya dirinya sangat senang dengan rencana pertemuan itu terlebih ada ulama yang diundang. 

"Dalam hati kecil aku ingin sekali jadi lelaki sejati, namun susah keluar. Waria seperti orang kena candu rokok, susah untuk berhenti. Aku sempat gembira ada ulama yang bakal menyampaikan materi pada pertemuan itu, dengan berharap ada ilmu atau obat yang membuat aku bisa jadi lelaki tulen," curhatnya. 

Lain halnya yang diutarakan Ega atau nama aslinya Edi Yusuf, mantan waria yang pernah buka salon dalam terminal Pendopo. Dirinya membeberkan kisahnya selama menjadi waria. 

"Selama saya jadi waria tidak pernah berbuat hal-hal yang tidak senonoh, hanya tuntutan pekerjaan saja saya jadi waria. Karena kalau saya berkumis, siapa yang mau ke salon saya. Saat itu rambut saya panjang sebahu, bahkan dandanan saya seperti wanita. Namun, saya tetap tertarik dengan wanita sampai akhirnya saya menemukan pilihan hati dan menerima saya apa adanya kemudian melangsungkan pernikahan tahun 2009 hingga kini saya dikaruniai tiga orang anak. Jadi untuk sembuh dan lepas dari waria tergantung niat dan hidayah dari Tuhan," katanya yang mengaku jadi waria selama 11 tahun. (sn)
Share:

No comments:

Post a Comment



Youtube SiniNews

Facebook SINI News

Followers

Subscribers


Postingan Populer

Blog Archive

Comments

Berita Utama

sitemap

Recent Posts