Momentum Hardiknas "Pentingnya Literasi Digital"

SININEWS.COM - Sabtu, 2 Mei 2020 adalah Hari Pendidikan Nasional. Hari dimana kita mengenang dan memperingati bahwa republik ini dirintis dan didirikan oleh kaum terdidik. Mereka adalah generasi baru di zamannya yang merasakan pengajaran, pendidikan dan pencerahan. 

Mereka sangat sadar atas manfaat langsung pendidikan dan karena itulah mencerdaskan kehidupan bangsa mereka tetapkan sebagai sebuah amanah yang harus ditunaikan. Sebuah pesan tegas bahwa kunci kemajuan bangsa ini ada pada kualitas manusianya melalui pendidikan. 

Sejarah peradaban umat manusia menunjukkan bahwa bangsa yang maju tidak dibangun hanya dengan mengandalkan kekayaan alam yang melimpah dan jumlah penduduk yang banyak. Bangsa yang besar ditandai dengan masyarakatnya yang literat, yang memiliki peradaban tinggi, dan aktif memajukan masyarakat dunia. 
Keberliterasian dalam konteks ini bukan hanya masalah bagaimana suatu bangsa bebas dari buta aksara, melainkan juga yang lebih penting, bagaimana warga bangsa memiliki kecakapan hidup agar mampu bersaing dan bersanding dengan bangsa lain untuk menciptakan kesejahteraan dunia. 

Dengan kata lain, bangsa dengan budaya literasi tinggi menunjukkan kemampuan bangsa tersebut berkolaborasi, berpikir kritis, kreatif, komunikatif sehingga dapat memenangi persaingan global. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus mampu mengembangkan budaya literasi sebagai prasyarat kecakapan hidup abad ke-21 melalui pendidikan yang terintegrasi, mulai dari keluarga, sekolah, sampai dengan masyarakat. 

Penguasaan enam literasi dasar yang disepakati oleh World Economic Forum pada tahun 2015 menjadi sangat penting tidak hanya bagi peserta didik, tetapi juga bagi orang tua dan seluruh warga masyarakat. Enam literasi dasar tersebut mencakup literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan. Pintu masuk untuk mengembangkan budaya literasi bangsa adalah melalui penyediaan bahan bacaan dan peningkatan minat baca anak. 

Sebagai bagian penting dari penumbuhan budi pekerti, minat baca anak perlu dipupuk sejak usia dini mulai dari lingkungan keluarga. Minat baca yang tinggi, didukung dengan ketersediaan bahan bacaan yang bermutu dan terjangkau, akan mendorong pembiasaan membaca dan menulis, baik di sekolah maupun di masyarakat. 

Dengan kemampuan membaca ini pula literasi dasar berikutnya (numerasi, sains, digital, finansial, serta budaya dan kewargaan) dapat ditumbuhkembangkan. Literasi digital dalam dunia pendidikan Menurut Paul Gilster dalam bukunya yang berjudul Digital Literacy (1997), literasi digital diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang sangat luas yang diakses melalui piranti komputer. 

Bawden (2001) menawarkan pemahaman baru mengenai literasi digital yang berakar pada literasi komputer dan literasi informasi. Dalam pengertian yang lebih kompleks, literasi merupakan kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Selain kemampuan dalam hal membaca dan menulis, literasi juga mencakup kemampuan untuk mengenali dan memahami ide -- ide yang disampaikan secara visual, yaitu dalam bentuk video ataupun gambar. 

 Oleh karena itu, momentum hari pendidikan nasional tahun 2020, di tengah wabah virus corona yang belum menunjukan tanda-tanda akan berakhir harus kita jadikan landasan dan pijakan awal untuk menerapkan literasi digital secara komprehensif. Meningkatkan kemampuan dan kompetensi pendidik dalam memanfaatkan teknologi, mengasah kemampuan untuk memperoleh dan menggunakan media digital, dan memastikan informasi yang diberikan kepada peserta didik adalah benar. 

Jangan sampai literasi digital ini (pembelajaran daring) dalam dunia pendidikan hanya sekedar mememuhi tuntutan kewajiban belajar dari rumah, setelah wabah berakhir, maka berakhir pula model pembelajaran digital ini, sungguh sangat mengerihkan dan menyedihkan jikalau hal itu terjadi. Literasi digital dalam dunia pendidikan adalah keniscayaan. Saat ini tidak sedikit start up yang menawarkan dan memfasilitasi berbagai macam metode belajar dengan menggunakan teknologi. 

Masing-masing menawarkan keunggulan dan metode pembelajarannya masing-masing yang sesuai kebutuhan pasar. Selain itu, buku-buku digital juga banyak tersedia di mesin pencari digital. Pembelajaran tatap muka saat ini tidak terhalang oleh rnuang dan waktu sebab tatap dapat dilakukan dari jarak jauh. Era digital membuat pembelajaran menjadi lebih mudah dan efisien. 

Namun di balik kemudahan yang ditawarkan oleh era digital di bidang pendidikan ini tentu era ini memberikan tantangan yang cukup besar terutama dalam penguatan karakter peserta didik. Orang tua dan guru perlu usaha yang lebih keras untuk mampu memberikan literasi digital agar peserta didik tidak menyalahgunakan perkembangan teknologi saat ini. Tidak dapat disangkal bahwa saat ini anak-anak dalam kesehariannya tidak lepas dari internet. 

Pendidikan bukan sesuatu yang statis tetapi dinamis. Proses pendidikan mau tidak mau harus mengikuti perkembangan yang ada sehingga pendidikan tidak menjadi barang kuno dan antik. Tradisi keindonesiaan tentu harus terus dirawat dalam dunia pendidikan, dimana sopan santun, tata krama, akhlakul karimah ditinggikan. 

Namun pendidikan juga harus mampu merespon moderniasi, sebab peserta didik harus dipersiapkan untuk dapat berkembang sesuai dengan perkembangan di zamannya. Setiap individu perlu memahami bahwa literasi digital merupakan hal penting yang dibutuhkan untuk dapat berpartisipasi di dunia modern sekarang ini. Literasi digital sama pentingnya dengan membaca, menulis, berhitung, dan disiplin ilmu lainnya. 

Generasi yang tumbuh dengan akses yang tidak terbatas dalam teknologi digital mempunyai pola berpikir yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Setiap orang hendaknya dapat bertanggung jawab terhadap bagaimana menggunakan teknologi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. 

Teknologi digital memungkinkan orang untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan keluarga dan teman dalam kehidupan sehari-hari. Sayangnya, dunia maya saat ini semakin dipenuhi konten berbau berita bohong, ujaran kebencian, dan radikalisme, bahkan praktik-praktik penipuan. 

Keberadaan konten negatif yang merusak ekosistem digital saat ini hanya bisa ditangkal dengan membangun kesadaran dari tiap-tiap individu. Oleh karena itu, jadilah literat digital yang dapat memproses berbagai informasi, dapat memahami pesan dan berkomunikasi efektif dengan orang lain dalam berbagai bentuk, termasuk menciptakan, mengolaborasi, mengomunikasikan, dan bekerja sesuai dengan aturan etika, dan memahami kapan dan bagaimana teknologi harus digunakan agar efektif untuk mencapai tujuan. 

Termasuk juga kesadaran dan berpikir kritis terhadap berbagai dampak positif dan negatif yang mungkin terjadi akibat penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan membangun literasi digital merupakan salah satu indikator pencapaian dalam bidang pendidikan dan kebudayaan. (sn)

Oleh: Bayumie Syukri, AP., SE.,M. Si (Praktisi dan Pemerhati Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan
Share:

No comments:

Post a Comment

Youtube SiniNews

Facebook SINI News

Followers

Subscribers

Postingan Populer

Blog Archive

Comments

Berita Utama

sitemap

Recent Posts