MPPDT Meminta Dinas LH, Lakukan REVITALISASI Paye-Paye di Tempirai Agar Jadi Sumber Air Bersih

PALI. SININEWS.COM -- Alkisah kenapa di daerah Tempirai banyak paye, konon kabarnya dahulu kala leluhur Wang Tempirai pengrajin/pembuat perahu lunas (istilah buat perahu tradisional yang terbuat dari sebatang pohon besar tanpa sambungan), proses pembuatannya ditengah hutan belantara disekitar pohon yang ditebang untuk bahan perahu tersebut. 


Setiap habis kerja sipengrajin meletakkan peralatan kerjanya berupa beliung, kapak dan sejenisnya disekitar perahu. Setiap keesokan harinya hasil kerjanya ada perubahan seperti ada orang lain yang mengerjakan perahu tersebut. 

Suatu hari sipengrajin mengintip dari kejauhan karena ingin tahu siapa gerangan yang mengerjakan perahu itu, terlihat dalam bayangan samar-samar seperti ada orang dengan gerakan yang mengikuti prilaku si pengrajin. 

Pengrajin memutuskan mahluk aneh itu ditangkap dengan cara dijerat, alhasil cara itu berhasil dan makhluk aneh itu kena jerat, mahluk aneh itu mengaku dari bangsa YAU dan meminta ampun dan minta nyawa kepada sipengrajin agar tidak dibunuh, terjadi negosiasi mahluk YAU memberikan kesempatan kepada  sipengrajin dan mempersilahkan sampaikan permintaannya asalkan melepaskan dia dari jeratannya. 

Si pengrajin melepaskan tali jeratan sambil menyampaikan kata-kata permintaan "Nak Sugi Kaye-Kaye Nak ILoh ke Palembang" mahluk YAW sambil loncat pergi dia mendengar kata-kata si pengrajin itu "Nak Sugi Paye-Paye, Nak Rutan Panjang-Panjang". Dari legenda ini maka di daerah Tempirai banyak Paye dan dahulu jika wang Tempirai ambil rotan dihutan biar rotan yang diambil panjang ada ritual yang dilakukan yaitu pancung bongkot rotan, sambil teriak Wang Tempirai ngambik rutan, dengan pandangan tidak keatas.

Dahulu Paye-paye Tempirai yang masih asli banyak memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat Tempirai sebagai tempat sumber air bersih untuk kehidupan, paye juga menghasilkan Ikan Keli (lele paye), Ikan Kiung, Ikan Buju dan lain-lain sebagainya. Paye juga tempat tumbuh pohon rumbai untuk dibuat kerajinan tikar untuk keperluan perabotan rumah tangga.

Air bersih yang tidak tercemar merupakan sumber utama (pokok) kehidupan baik manusia atau kehidupan flora-fauna, Hal ini sangat beralasan bahwa dalam Al-Qur'an ALLAH SWT menciptakan alam semesta ini dalam 6 masa sebagai tanda mulai ada kehidupan dengan diciptakannya air inilah yang membedakan Bumi dengan planet Mars dan Planet lainnya.

Kondisi saat ini seiring dengan tingginya kompetisi kehidupan masyarakat Tempirai yang mayoritas menggantungkan hidupnya dari hasil karet. 

Maka Paye-paye di Tempirai tetap menjadi tempat yang sangat strategis sebagai sumber kekuatan ekonomi dan  diubah fungsinya secara umum jadi pangkalan tempat penyimpanan getah karet, kondisi itu telah mengubah keseimbangan alam yang asli sehingga Tempirai sekarang secara tidak kita sadari kesulitan sumber air  bersih untuk kehidupannya. Jika ada yang menggunakan air rendaman karet untuk mandi bisa terkena penyakit kulit seperti panu, kurap, kudis dan bahkan konon kabarnya sudah ada yang terkena kusta.

Menindaklanjuti isi proposal MPPDT tentang peningkatan kesejahteraan petani karet di PALI khususnya pada aspek penyimpanan karet yang diusulkan dari cara penyimpanan karet basah menjadi penyimpanan karet kering  yang pembuatan fasilitasnya dibantu oleh PemKab PALI agar memenuhi standar pengendalian pencemaran lingkungan.

Revitalisasi fungsi paye-paye kembali kepada keseimbangan alam asli memberikan banyak manfaat kepada masyarakat Tempirai yaitu sumber air bersih, kolam-kolam rendaman getah bisa diubah jadi kolam budidaya ikan air tawar maka Desa Tempirai Raya bisa menjadi sentra penghasil ikan air tawar di PALI.

Semoga proposal MPPDT menjadi sumbangsih pemikiran untuk mewujudkan kehidupan Wang Tempirai Raya yang Adil, Sejahtera dan Bermartabat.

(Tim MPPDT) 
Share:

No comments:

Post a Comment



Youtube SiniNews

Facebook SINI News

Followers

Subscribers


Postingan Populer

Blog Archive

Comments

Berita Utama

sitemap

Recent Posts