PT BGP Nyatakan Kegiatan Seismik di PALI dan Prabumulih sudah Sesuai SOP


PALI. SININEWS.COM -- PT Bureau Geophysical Prospekting (BGP) selaku perusahaan pelaksana kegiatan Seismik 3D di Kecamatan Tanah Abang Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) serta di wilayah Prabumulih juga Muara Enim yang saat ini kegiatannya di beberapa desa dalam kecamatan Tanah Abang sudah memasuki tahap akhir, yakni perekaman dengan cara meledakkan dinamit yang ditanam pada titik kedalaman rata-rata 30 meter dibawah tanah, dimana pihak perusahaan itu meminta kepada seluruh lapisan masyarakat terutama yang lahannya dilalui kegiatan seismik.  


Pasalnya, dikatakan Jumadi Achmad, kepala Humas PT BGP bahwa sebelum kegiatan seismik tersebut, jauh-jauh hari pihak perusahaan telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat di desa yang dilalui kegiatan seismik dengan mengundang sejumah masyarakat, tokoh masyarakat dan pemerintah desa setempat. 

"Kami tidak serta merta melakukan kegiatan seismik tanpa sosialisasi, namun kami jalankan pekerjaan ini sesuai SOP. Artinya kami telah meminta izin dan permisi sebelum kegiatan ini dilaksanakan. Jadi dengan adanya isu kami tanpa izin bahkan ada yang mengatakan pemilik lahan tidak mengetahui kegiatan ini, itu tidak berdasar," ungkap Jumadi, Selasa (2/3/21).

Bahkan sebelum kegiatan seismik dilakukan, diakui Jumadi timnya telah turun mendata seluruh rumah yang ada disekitar kegiatan seismik untuk mengecek kondisi bangunan rumah sebelum perekaman. 

"Data sebelum perekaman atau peledakan dinamit akan dicocokkan pasca peledakkan. Nantinya semua dampak atau adanya kerugian dari kegiatan seismik akan diganti. Namun itu akan dilakukan setelah kegiatan seismik berakhir. Begitu juga dengan tali asih lahan yang menjadi lokasi pemboran atau yang dilintasi kegiatan seismik, kami bayarkan pasca kegiatan ini berakhir dan nominal tali asih sesuai peraturan yang ada," jabarnya. 

Jumadi juga menyayangkan adanya oknum yang tidak bertanggung jawab yang telah melakukan pencurian peralatan seismik berupa FDU, kabel Geophone, Laul dan Laux yang kesemuannya adalah instrument alat perekaman yang berimbas terhambatnya kegiatan perekaman. 

Ditambahkan Jumadi bahwa disayangkan juga terjadinya banyak pihak yang sampai saat ini masih didalami dengan dugaan melakukan provokasi terhadap pemilik lahan terkait nilai kompensasi ganti rugi seismik.

"Kami minta kerjasamanya agar proses pencarian sumber minyak ini berjalan lancar. Apabila di daerah itu banyak sumber minyak, maka yang menikmatinya adalah masyarakat sekitar. Pasalnya, kami hanya pelaksana kegiatan seismik yang pemilik sesungguhnya adalah Pertamina, sedangkan Pertamina adalah milik negara yang pastinya akan ada Dana Bagi Hasil (DBH) masuk ke Kasda untuk pembangunan di daerah itu ketika banyak minyak yang dihasilkan. Disamping itu, apabila sumber minyak dibuka, pasti akan menyerap banyak tenaga kerja," tutupnya. (sn/perry)


Share:

No comments:

Post a Comment


Youtube SiniNews

Facebook SINI News

Followers

Subscribers


Postingan Populer

Blog Archive

Comments

Berita Utama

sitemap

Recent Posts