Pertamina-DLH-Dinas Pertanian Lakukan Komunikasi Intens terkait Penurunan Produksi Sawit


PALI. SININEWS.COM -- Menanggapi laporan Edi Pramono, salah satu warga Desa Benuang kecamatan Talang Ubi kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) yang mengklaim lahan perkebunan kelapa sawit miliknya jauh menurun produksinya karena menilai lahannya terdampak bocornya pipa minyak mentah milik Pertamina Pendopo Field yang kejadiannya tahun 2019 lalu, pihak Pertamina Pendopo langsung membentuk tim verifikasi. 

Dalam membentuk tim verifikasi, Pertamina Pendopo melibatkan Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian, pemerintah desa setempat juga dari kecamatan untuk memastikan penyebab menurunnya produksi kelapa sawit milik warga tersebut. 

Untuk meneliti hal itu, tim verifikasi turun langsung kelokasi dengan mengajak pemilik lahan pada Jum'at (17/9/21) lalu disaksikan sejumlah warga setempat. 

Andi Njo, Officer Comrel & CID Zona 4 menyatakan bahwa sebelum melakukan survei ke lokasi, pihaknya telah menjalin komunikasi terkait klaim lahan yang lokasinya berada di seberang bekas pipa minyak yang bocor tahun 2019 lalu di wilayah Desa Benuang.

"Tim Pertamina Pendopo dengan pemilik lahan telah melakukan komunikasi intens perihal klaim tanaman sawit yang terdampak aktivitas operasional. Pemilik lahan menyampaikan turunnya produktivitas tanaman sawit. Namun produksi tanaman sawit bisa dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya faktor cuaca dan pemupukan," ujar Andi Njo, melalui pesan whatsapp, Minggu (19/9/21).

Dijelaskan Andi Njo, dalam diskusi pada tanggal 8 September 2021, disepakatai akan melibatkan Dinas Pertanian dan Dinas Lingkungan Hidup untuk menilai faktor-faktor penyebab turunnya produksi tanaman sawit. Pada tanggal 16 September 2021, Pertamina Pendopo menyampaikan perihal ini kepada Dinas Pertanian PALI. 

"Dan setelah kita ke lolasi lakukan survei bersama DLH dan Dinas Pertanian, kita menunggu hasilnya yang akan disampaikan dua instansi itu. Pada prinsipnya Pertamina Pendopo menghormati hasil rekomendasi yang akan diterbitkan oleh dinas-dinas terkait," tandasnya. 

Sementara itu, Bakrin, Plt Kepala DLH kabupaten PALI menyatakan bahwa pihaknya hanya meneliti kondisi tanah apakah tercemar limbah minyak atau tidak, untuk tanamannya itu wewenang dinas pertanian. 

"Tapi sayangnya ketika kita akan mengambil sampel tanah untuk dilakukan uji lab, pemilik kebun keberatan. Hasil dari survei nanti akan disampaikan secara resmi setelah kami melakukan kajian," terang Bakrin. 

Terpisah, Edi Pramono, pemilik lahan kelapa sawit meminta pihak Pertamina Pendopo untuk memberikan ganti rugi. Pasalnya, menurut Edi bahwa saat kejadian yang lokasi pipa pecah berseberangan dengan kebun miliknya disertai hujan deras mengakibatkan minyak mentah yang keluar dari pipa minyak itu masuk ke kebunnya. 

"Kejadiannya tanggal 20 Desember 2019 malam Selasa sekitar pukul 22.00 WIB, saat itu hujan deras dan leleran minyak mentah terbawa arus hujan masuk ke kebun kami. Pihak Pertamina membersihkan leleran minyak pada Selasa siangnya sekitar pukul 11.00 WIB," kenang Edi.

Sejak saat itulah diakui Edi bahwa produksi kebun kelapa sawitnya menurun bahkan jauh menurun meski pemupukan dilakukan secara rutin. Dimana dari pengakuan Edi bahwa saat sebelum terkena leleran minyak mentah, produksi kelapa sawit seluas lebih kurang 2 hektar mencapai 3,5 ton, tapi saat ini hanya dikisaran 600 kg per bulan. 

"Sudah dua tahun kejadian itu berlangsung, dampaknya sudah terasa dimana bukan hanya produksi sawit kami saja yang jauh menurun tapi pohon kemang juga enggan berbuah dalam dua tahun ini. Untuk itu kami minta keadilan agar pihak Pertamina Pendopo memberikan ganti rugi sesuai dampak yang ditimbulkan," pinta Edi. (sn/perry)
Share:

No comments:

Post a Comment


Youtube SiniNews

Facebook SINI News

Followers

Subscribers


Postingan Populer

Blog Archive

Comments

Berita Utama

sitemap

Recent Posts