Dimana serat daun nanas tersebut dapat di buat menjadi pakaian serta accesoris rumahan seperti tas maupun kotak tisu.
Kegiatan tersebut di gelar di sekretariat Yakitara yang berada di Jalan Bukit Lebar Kelurahan Majasari Kecamatan Prabumulih Selatan, tepatnya di kediaman Saripah, Rabu (02/03).
Yayasan Kita Setara Prabumulih yang belum lama ini mendapatkan pelajaran perihal penyambungan serat nanas dari Dekranasda Kota Prabumulih menyambut hangat dan menerima kunjungan dari DW
Sebelum itu, Saripah ketua Yakitara Prabumulih mengatakan bahwa pihaknya sempat menghadap Walikota Prabumulih Ridho Yahya dan Ketua TP-PKK Sri Ngesti Rahayu Ridho sebelum di adakanya pelatihan menyambung serat daun nanas.
"Kemaren kami ngadep ibu ridho, ngadep bapak jugo, kan banyak yang pinter-pinter buat kerajinan tangan cuma kato bapak kemaren lebih menjanjikan lagi untuk serat nanas ini, jadi kami di anjurkan untuk bisa belajar," katanya saat di bincangi.
Dengan jumlah kurang lebih dua puluh orang para pengrajin dari Yakitara mengharapkan agar kedepanya program tersebut dapat terus berlanjut .
"Yo biso lebih lanjut lagi dan jadi asset penghasilan jugo untuk penyandang disabilitas ini" terangnya.
Disisi lain, Rita Mulyadi selaku bendahara bidang ekonomi Dharma Wanita menerangkan bahwa tingkat kerumitan dari para pengrajin itu berada di tahap penyambungan.
"Untuk pembuatannya bahan jadi itu bisa mencapai 10 hari untuk serat nanas yang sudah standby, karna tingkat keseulitan atau kerumitan itu sendiri ada di bagian penyambungan serat daun nanas," bebernya.
Untuk pembutan pakaian serta accesoris rumah lainya membutuhkan seberat satu ons serat nanas yang sudah di sambung hanya saja untuk tingkat ketebalan yang membedakannya. (Ari/SN)
No comments:
Post a Comment