Dongkrak Harga dan Penjualan, Petani Padi Organik Butuh Kemasan dan Pasar

Caption. Salah satu petani pola tanam organik di PALI tengah membajak sawah 


PALI. SININEWS.COM -- Semangat petani padi di kabupaten PALI dengan pengelolaan non kimia, baik pupuk maupun pestisida saat ini tengah menggebu-gebu.


Pasalnya, petani telah berhasil mengubah pola tanam mereka yang biasanya konvensional beralih sistem organik tanpa mengurangi hasil panennya. 


Malah diakui sejumlah petani padi organik bahwa produksi gabah maupun beras meningkat.


Artinya, produksi petani dengan pola tanam organik tidak kalah dengan hasil panen padi sistem konvensional. 


Hanya saja pengelolaan pola tanam padi organik sedikit menguras tenaga, lantaran penyediaan pupuk harus diolah terlebih dahulu hingga pupuk organik benar-benar siap pakai. 


Belum lagi cara penyemaian benih padi meski hemat tapi perlu perlakuan ekstra. 


Disamping itu, petani padi organik yang sebagian besar mengelola lahan tidur milik Pertamina Pendopo di wilayah Rejosari kelurahan Talang Ubi Utara kesulitan mencari pasar. 


Sebab, hingga saat ini, petani padi organik hasil panennya berupa beras masih dihargai sama dengan beras biasa bahkan kesulitan dalam menjual beras skala banyak. 


Aji salah satu petani padi organik asal Pendopo mengaku bahwa setiap panen padi, sedikitnya dia menghasilkan 1ton beras. 


Tetapi menurut Aji bahwa saat menjual beras dengan skala banyak, tidak ada penampung yang mau menerima beras mereka. 


"Tidak ada penampung beras organik, kalau pun ada harganya sama dengan beras biasa bahkan ada dibawah harga," ujar Aji, Senin (26/9/22).


Padahal dikatakan Aji bahwa kualitas beras organik jauh lebih sehat dari pada beras konvensional yang banyak dijual di pasar-pasar. 


"Beras kami lebih sehat dan saat ini tengah diteliti kandungannya. Harusnya ada penampung yang berani menerima beras dari kami dengan harga lebih. Kami minta harga lebih karena pengelolaan padi organik cukup menguras tenaga," harapnya. 


Dalam mengangkat harga beras, Aji menyebut petani butuh kemasan atau wadah yang layak dan menarik. 


"Kalau kemasan bagus, mudah-mudahan harga beras kami meningkat. Pasalnya, kami kesulitan menyediakan kemasan karena harganya cukup tinggi. Untuk itu kami minta bantu dari pemerintah," pintanya. 


Sementara itu, Rahmat pendamping petani organik menyatakan dirinya fokus untuk mendampingi petani meningkatkan produksi padi. 


"Manfaat kelola padi tanpa bahan kimia sudah mulai dirasakan petani. Memang perlu proses dan ketelatenan, namun nilai lebihnya biaya pengelolaan lebih hemat dan hasil panen lebih sehat," ujar Rahmat. 


Terpisah, Teguh Eko Sutrisno Plt Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagprin) kabupaten PALI menyatakan pihaknya siap membantu petani dalam penjualan padi organik. 


Tetapi Teguh menyarankan petani padi organik di PALI masuk pendataan di Disdagprin PALI supaya terdaftar agar kedepan bisa ikut program-program lanjutan baik jangka pendek maupun jangka panjang. 


"Saat ini kita tengah pendataan Industri Kecil Menengah (IKM), harapan kami petani padi organik masuk data itu sehingga bisa diikutsertakan pada program selanjutnya. Untuk pemasaran, kita akan bawa sampel produk petani setiap ada event atau pameran baik tingkat provinsi maupun nasional apabila petani sudah terdata," ungkap Teguh. 


Sama halnya disampaikan Raden Abdurrohman, Kepala Dinas Koperasi dan UKM kabupaten PALI yang juga siap membantu packaging atau kemasan. 


"Kita siap bantu penyediaan kemasan untuk padi organik. Kita data terlebih dahulu berapa jumlah petani padi organik di PALI, kapasitas hasil panennya berapa. Nanti kalau sudah didata, kita arahkan untuk membentuk koperasi sehingga ada wadah petani," kata Kadis Koperasi dan UKM PALI. 


Untuk biaya pembentukan koperasi, dikemukakan Abdurrohman pihaknya menggratiskan biaya akta notaris. 


"Tahun depan kita siapkan anggaran untuk biaya akta notaris pembentukan koperasi bagi petani atau masyarakat. Supaya ada wadah bagi petani dalam mengembangkan usahanya melalui koperasi," terangnya. (sn/perry)

Share:

No comments:

Post a Comment


Youtube SiniNews

Facebook SINI News

Followers

Subscribers

Postingan Populer

Blog Archive

Comments

Berita Utama

sitemap

Recent Posts