Akibat terendam banjir itulah, tanaman petani perlahan mulai layu serta banyak petani memutuskan memanen tanamannya meskipun belum saatnya mengurangi bertambah besarnya kerugian yang bakal dialami.
Sunar, salahsatu petani kacang panjang dan tomat asal desa Tanah Abang mengaku bahwa dipastikan dirinya merugi karena kebun miliknya terendam dan tanamannya mulai layu. Serta diakuinya bahwa dirinya terpaksa memanen kacang panjangnya yang belum waktunya sebelum tanamannya mati.
"Hampir satu minggu tanaman kacang kebanjiran, apalagi tanaman tomat, sama sekali tidak bisa memetik hasilnya," ungkap Sunar.
Diharapkan Sunar, ada bantuan dari pemerintah untuk memberikan bibit pasca banjir.
"Hasil panen dini saat ini tidak berapa nilainya, untuk mengembalikan modal saja berat. Untuk itu kami meminta pemerintah memberikan bantuan bibit sayuran ke petani, agar beban petani bisa sedikit ringan," harap Sunar.
Terpisah, wakil ketua DPRD PALI Darmadi Suhaimi menyarankan pemerintah daerah harus pro aktif, terutama dinas terkait agar menjemput bola melakukan pendataan. Karena hampir separuh wilayah Kabupaten PALI terkena imbas banjir beberapa hari lalu.
Menurut politisi PAN ini, petani yang terkena dampak langsung banjir harus dibantu untuk mengurangi beban petani.
"Banyak keluhan petani yang menyampaikannya ke Dewan, terutama petani di bantaran sungai Lematang yang mati tanamannya karena lama teremdam. Bantulah dan data petani terkena dampak langsung," saran Darmadi.
Sementara itu, Plt Dinas Pertanian Kabupaten PALI Akhmad Jhoni mengatakan bahwa pihaknya saat ini tengah melakukan pendataan dan menginventarisasi kerugian petani. Bahkan pihanya bakal membantu bibit bukan hanya sayuran melainkan bibit padi juga sudah siap dibagikan.
"Untuk bibit padi hibrida sudah siap dibagikan karena yang terkena imbas tak hanya petani sayuran. Juga bibit kacang tanah serta jagung telah tersedia untuk petani yang kena banjir," jelas Jhoni. (marsindo)
No comments:
Post a Comment