PRABUMULIH - Seorang petani penyadapat karet di kawasan KM 10 Desa Karangan Kecamatan Rambang Kapak Tengah Kota Prabumulih nyaris tewas diterkam seekor beruang besar
Inalwi (41) Warga RT 2 RW 2 Kelurahan Muara Dua Kecamatan Prabumulih Timur Kota Prabumulih mengalami luka serius dibagian kaki kanannya akibat digigit seekor beruang berwarna hitam dengan moncong berwarna putih, beruang yang diperkirakan berbobot 70 kg itu mengejar dirinya saat sedang menyadap karet
Kejadian tersebut bermula saat dirinya sedang menyadap karet dikebun miliknya di daerah Desa Karangan sekitar jam 09.00 wib pagi, senin (2/4/18)
Sebelumnya Inalwi sudah mengetahui bahwa didaerah tersebut terdengar suara beruang mengaum, namun dirinya memberanikan diri untuk menyadap karet karena karet satu-satunya mata pencariannya
“Aku tepakso nyadap karet disano pak karno disano tempat kami cari makan, tapi aku tetap memberanikan diri” tuturnya
Saat dibincangi wartawan sininews.com setelah menjalani operasi dirinya menceritankan detik-detik beruang menerkam kaki kanannya
“Saat aku nyadap karet beruang itu sudah didepan aku pak, aku langsung lari sekuat tenago sampai aku naek pohon karet” katanya
Beruang yang kelaparan itu mengejar Inalwi sampai ke pohon karet dan menarik kakinya lalau menggigit kaki sebelah kanan inalwi, saat itulah inalwi terjatuh bersamaan beruang diketinggian sekitar 5 meter
Saat terjatuh beruang pun pergi berlari meninggalkan Inalwi yang sudah lemas dan banyak mengeluarkan darah
“aku jatuh terpeleset karena sepatu boot yang ku pakai licin pak, sampai jatuh bersamaan dengan beruang itu pak” sambungnya
Inalwi pun menjerit dan meminta tolong ketika beruang besar itu meninggalkannya, tak lama ada seorang petani yang bersebelahan dengan kebonnya mendengar jeritan orang minta tolong
“aku dengar ado wong minta tolong, langsung aku dekati dan melihat Inalwi sudah bersimbah darah dan langsung aku bonceng pakai motor menuju rumah sakit” tutur Rupi
Hingga berita ini diturunkan korban dirawat di rumah sakit AR.Bunda Prabumulih untuk dirawat secara intensif (SN01).
No comments:
Post a Comment