"Hari ini saja ada 12 pasien DBD yang dirawat, yang rata-rata anak-anak," ungkap Dina, kepala ruangan RSUD Talang Ubi, Kamis (10/1).
Dari 46 pasien, diakui Dina, ada satu pasien yang dirujuk ke Rumah Sakit Muara Enim. "Sementara untuk kondisi pasien masih fase sedang, tidak ada yang kritis," imbuhnya.
Yuni (26) salahsatu orang tua pasien yang dirawat di RSUD Talang Ubi asal Desa Tempirai Utara Kecamatan Penukal Utara mengaku bahwa anaknya sudah empat hari di rawat.
"Panas badannya tidak turun-turun, ketika dibawa ke Puskesmas, langsung dirujuk ke rumah sakit ini, karena menurut dokter, anak kami kena DBD. Kami minta instansi terkait untuk intensif melakukan penyemprotan atau upaya lainnya agar DBD tidak terus menyebar," pintanya.
Sementara itu, Lydwirawan, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) PALI tetap menyarankan agar warga yang berdiam dilokasi endemik DBD harus melakukan 3M.
"Kalau fogging sudah kita lakukan, tetapi kalau sering dilakukan fogging, dampaknya akan resisten atau nyamuk akan kebal dan semakin ganas. Untuk itu, kita anjurkan masyarakat terapkan pola 3M dan pembagian bubuk abate," terang Lydwirawan.
Menurut Lydwirawan, penyakit DBD apabila sudah diinfus, pasien akan aman. "Tetapi kalau lambat ditangani akibatnya bisa mengakibatkan kematian. Untuk itu, apabila ada anggota keluarga yang mengalami gejala DBD, untuk segera dibawa ke Puskesmas atau RS. Dari akhir 2018 sampai saat ini, ada 6 orang meninggal," tutupnya.
No comments:
Post a Comment