PALI,SININEWS.COM - Rahmadi warga Desa Sungai Baung Kecamatan Talang Ubi Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) yang seharusnya pada usia 17 tahun tengah memasuki fase puber dan menginjak remaja rupanya tidak sesuai perkembangan pada tubuhnya, lantaran dari kondisi yang terlihat saat ini, tubuh Rahmadi hanya tinggal belulang dibungkus kulit dan masih seperti anak-anak.
Diterangkan Ponirah (75), tetangga Rahmadi saat ditemui media ini di RSUD Talang Ubi bersama tim JPKP PALI, pada Rabu (21/8) yang membawa Rahmadi untuk dicek kesehatannya bahwa tiga tahun silam kondisi Rahmadi tidak seperti sekarang ini.
Dimana diceritakan Ponirah bahwa sejak lahir, Rahmadi diberikan ke kerabat orang tuanya yang ada di pulau Jawa. Namun setelah usianya menginjak 13 tahun, ibu angkat yang merawatnya meninggal dunia.
Selanjutnya, pihak keluarga yang merawat Rahmadi mengembalikannya ke orang tua kandungnya yang ada di Sungai Baung. Tetapi mengetahui kondisi Rahmadi yang alami tuna wicara atau bisu, kedua orang tuanya menolak untuk merawatnya.
"Sempat tinggal di rumpun pohon pisang, tidak diajaknya masuk ke dalam rumah. Makan pun terkadang Rahmadi minta-minta ditetangga. Tidak tahu apa penyebab kedua orang tuanya seperti itu. Karena sering meminta makan pada tetangga, orang tuanya membuatkan pondok dibelakang rumahnya, kemudian Rahmadi suruh tinggal disana, dan pintu pondok itu digembok," kata Ponirah.
Diakui juga Ponirah bahwa sejak dikembalikan orang tua asuh Rahmadi, kondisinya normal bahkan besar tinggi dengan kulit putih bersih.
"Sekarang kurus kering, mungkin ini kurang rawat. Pernah ada Dinsos datang kediaman Rahmadi, tapi kedua orangtuanya menolak. Beruntung ada relawan yang memberi pengertian terhadap orang tua Rahmadi untuk selanjutnya Rahmadi dibawa ke RSUD," terangnya.
Sementara itu, Rena, relawan Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP) menyebut bahwa sudah dua kali pihaknya membawa Rahmadi ke RSUD Talang Ubi.
"Awalnya memang ditolak keluarga Rahmadi, tetapi setelah kita beri penjelasan, kedua orangtuanya membolehkan anaknya dibawa ke rumah sakit. Pertama kami bawa ke rumah sakit, Rahmadi dirawat inap, setelah sudah boleh pulang, kemudian dikembalikan lagi ke orang tuanya agar anak itu dirawat dengan baik. Namun setelah kami cek lagi, rupanya Rahmadi kembali dimasukan ke pondok yang kami nilai mirip kandang sapi dan dikerangkeng disana," ujar Rena.
Mengetahui hal itu, Rena kembali membawa Rahmadi ke RSUD Talang Ubi untuk memeriksakan kesehatannya.
"Langkah selanjutnya, kami bakal koordinasi dengan Dinsos PALI untuk mecari solusi kelangsungan kehidupan Rahmadi agar mendapat tempat yang layak. Sebab kalau dikembalikan lagi ke orangtuanya, ditakutkan akan ditelantarkan lagi," tambahnya. (sn)
Diterangkan Ponirah (75), tetangga Rahmadi saat ditemui media ini di RSUD Talang Ubi bersama tim JPKP PALI, pada Rabu (21/8) yang membawa Rahmadi untuk dicek kesehatannya bahwa tiga tahun silam kondisi Rahmadi tidak seperti sekarang ini.
Dimana diceritakan Ponirah bahwa sejak lahir, Rahmadi diberikan ke kerabat orang tuanya yang ada di pulau Jawa. Namun setelah usianya menginjak 13 tahun, ibu angkat yang merawatnya meninggal dunia.
Selanjutnya, pihak keluarga yang merawat Rahmadi mengembalikannya ke orang tua kandungnya yang ada di Sungai Baung. Tetapi mengetahui kondisi Rahmadi yang alami tuna wicara atau bisu, kedua orang tuanya menolak untuk merawatnya.
"Sempat tinggal di rumpun pohon pisang, tidak diajaknya masuk ke dalam rumah. Makan pun terkadang Rahmadi minta-minta ditetangga. Tidak tahu apa penyebab kedua orang tuanya seperti itu. Karena sering meminta makan pada tetangga, orang tuanya membuatkan pondok dibelakang rumahnya, kemudian Rahmadi suruh tinggal disana, dan pintu pondok itu digembok," kata Ponirah.
Diakui juga Ponirah bahwa sejak dikembalikan orang tua asuh Rahmadi, kondisinya normal bahkan besar tinggi dengan kulit putih bersih.
"Sekarang kurus kering, mungkin ini kurang rawat. Pernah ada Dinsos datang kediaman Rahmadi, tapi kedua orangtuanya menolak. Beruntung ada relawan yang memberi pengertian terhadap orang tua Rahmadi untuk selanjutnya Rahmadi dibawa ke RSUD," terangnya.
Sementara itu, Rena, relawan Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP) menyebut bahwa sudah dua kali pihaknya membawa Rahmadi ke RSUD Talang Ubi.
"Awalnya memang ditolak keluarga Rahmadi, tetapi setelah kita beri penjelasan, kedua orangtuanya membolehkan anaknya dibawa ke rumah sakit. Pertama kami bawa ke rumah sakit, Rahmadi dirawat inap, setelah sudah boleh pulang, kemudian dikembalikan lagi ke orang tuanya agar anak itu dirawat dengan baik. Namun setelah kami cek lagi, rupanya Rahmadi kembali dimasukan ke pondok yang kami nilai mirip kandang sapi dan dikerangkeng disana," ujar Rena.
Mengetahui hal itu, Rena kembali membawa Rahmadi ke RSUD Talang Ubi untuk memeriksakan kesehatannya.
"Langkah selanjutnya, kami bakal koordinasi dengan Dinsos PALI untuk mecari solusi kelangsungan kehidupan Rahmadi agar mendapat tempat yang layak. Sebab kalau dikembalikan lagi ke orangtuanya, ditakutkan akan ditelantarkan lagi," tambahnya. (sn)
No comments:
Post a Comment