Berkat Kayu Gaharu, Perekonomian Warga Simpang Tais Tidak Bergantung Pada Getah Karet

PALI, SININEWS.COM -- Desa Simpang Tais Kecamatan Talang Ubi Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) rupanya selain sebagai petani karet juga lebih dari sebagian warganya menjadi pencari kayu gaharu yang kemudian diolah untuk memisahkan bagian gubalnya atau teras yang berwarna hitam kemudian dipilih berdasarkan kualitasnya. 

Penjualannya pun tidak perlu repot-repot, sebab pembeli bakal datang sendiri menampung seluruh hasil kayu gaharu yang berhasil dikumpulkan warga. Karena menurut warga, kebutuhan kayu gaharu di pasar dunia yang sudah diolah saat ini masih kekurangan.

Dari hasil mengumpulkan kayu gaharu yang warga cari sampai ke hutan mampu menggeliatkan ekonomi warga setempat. Dan warga pun kini tidak lagi hanya bergantung pada hasil sadapan karet saja, melainkan ada penopang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. 

"Suami saya yang setiap hari mencari kayu gaharu ke hutan-hutan, setelah dapat dan sampai rumah saya olah dan pisahkan ketika pulang dari menyadap karet," ucap Siti Pendi, salah satu warga Desa Simpang Tais, Kamis (5/3).

Omzetnya pun tidak tanggung-tanggung, karena dikatakan Siti kalau beruntung mendapatkan teras berkualitas super bisa mencapai puluhan juta rupiah setiap minggunya. 

"Dalam satu batang ukuran besar, hasilnya tidak sama, ada beberapa kelas. Dimana kualitas super dihargai Rp 3 juta/kg dan paling rendah kelasnya hanya Rp 100 ribu/kg. Pembeli datang setiap minggu, dan setiap penjualan rata-rata penghasilan kami mencapai Rp 10 juta," urainya. 

Sementara itu, Erika Peru, Kepala Desa Simpang Tais mengakui bahwa memang desanya menjadi penghasil kayu gaharu terbesar di Kabupaten PALI.

"Awalnya hanya satu atau dua orang warga yang menggeluti usaha mencari dan mengolah kayu gaharu, namun karena usaha ini cukup menopang kesejahteraan, saat ini hampir seluruh warga desa kami berprofesi sama," ungkap Kades. 

Menghindari pohon gaharu langka karena terus diburu, Kades juga menyebut bahwa sudah ada beberapa warga yang membudidayakannya dengan menanam dikebunnya. 

"Sudah banyak yang membudidayakan pohon gaharu, sebab untuk menanam dan perawatannya tidak sulit. Ini dilakukan warga sebagai antisipasi pohon gaharu sulit ditemukan di hutan. Dan bisnis ini juga mendapat respon dari pak Bupati, bahkan beliau (Bupati) juga turut menanam ribuan pohon gaharu," terang Kades. (sn)
Share:

1 comment:

  1. Kalu babat omset terbesar kayu gaharu nie
    Cuka cek ke babat Pak wartawan

    ReplyDelete

Youtube SiniNews

Facebook SINI News

Followers

Subscribers

Postingan Populer

Blog Archive

Comments

Berita Utama

sitemap

Recent Posts