Atas kejadian itu, warga yang tempat tinggalnya berada di sekitar proyek khawatir tanah dibibir sungai Lematang bergerak dan ketika air sungai naik akan terjadi longsor.
"Kami minta beton yang sudah ditancapkan dicabut kembali. Kami takut saat ada warga mandi atau mencari ikan, beton itu roboh dan menimpa warga. Disamping itu, kami juga takut bibir sungai longsor. Kami juga minta beton yang nyaris roboh itu digeser dan dirapihkan kembali," pinta Mat Nuris, salah satu warga yang rumahnya persis didekat proyek pembangunan, Senin (7/9).
Sementara itu, Junaidi Anuar kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten PALI menyatakan bahwa amblasnya pada titik proyek pembangunan dinding pengaman sungai karena struktur tanah labil.
"Diketahui bahwa proyek ini berasal dari hibah BNPB melalui APBD PALI. Panjang pekerjaan ini 297 meter. Namun, pada titik yang alami kendala itu, struktur tanah labil dan saat pekerjaan penancapan tiang tanah bergeser," terang Junaidi Anuar.
Atas kejadian itu, Junaidi menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan tim ahli dan pelaksana untuk memperbaikinya.
"Sebelum pembangunan telah kita survei dan lakukan analisa, namun mungkin pada titik tersebut dibawahnya ada aliran sungai. Titik itu bakal diperbaiki karena saat ini masih proses pekerjaan. Tiang beton yang telah ditancapkan bakal dicabut dan geser," tukasnya.
Terpisah Oong, pelaksana lapangan mengatakan bahwa pihaknya akan mengkaji ulang titik yang amblas.
"Melihat secara kasat mata memang kontur tanah labil dan perlu di kaji ulang. Kita akan cabut tiang yang telah tertancap dan akan kita rapikan," katanya. (sn/perry)
No comments:
Post a Comment