PALI. SININEWS.COM -- Pedasnya harga cabai di wilayah Bumi Serepat Serasan saat ini membuat warga di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) mengeluh karena kenaikan harganya langsung melonjak. Sebab, cabai sudah menjadi kebutuhan wajib masyarakat dalam setiap menu masakan sehari-hari.
Dari pantauan media ini di pasar Inpres Pendopo Kecamatan Talang Ubi, Minggu (7/3/21), harga cabai jenis cabai setan mencapai Rp 100 ribu per kilogram yang tentunya memaksa warga merogoh kocek lebih untuk menikmati rasa pedas dari jenis cabai tersebut. Dimana harga cabai setan sebelumnya dikisaran Rp 50 ribu per kilogram.
Sedangkan harga cabai keriting juga naik, hanya saja tidak terlalu signifikan, yakni dikisaran Rp 50 ribu per kilogram dan harga cabai rawit dikisaran Rp 75 ribu per kilogram.
"Saya pilih cabai setan ini karena meski sedikit tapi rasanya sangat pedas. Meski mahal terpaksa dibeli lantaran butuh. Memang ada jenis lain yang lebih murah, tapi kalau dihitung-hitung masih sama dengan penggunaan cabai setan, sebab cabai lain harus lebih banyak penggunaannya apabila masakannya ingin pedas. Tapi dalam menyikapi naiknya harga cabai, saya minta jangan langsung meroket seperti ini," ujar Nuri, salah satu pengunjung pasar asal Talang Ubi Selatan.
Sementara itu, Bambang salah satu pedagang cabai dan sayuran mengaku bahwa naiknya harga cabai karena memang pasokannya sedikit.
"Kami juga tidak ingin harga cabai setan dan sayuran naik, sebab imbasnya pembeli banyak yang urung, kalaupun membeli pasti mengurangi pembeliannya. Kenaikan ini akibat pasokan kurang. Meski pasokan sedikit, tapi menjualnya susah karena banyak pembeli memilih jenis cabai lain," katanya.
Terpisah, Edi Eka Puryadi Ketua komisi III DPRD PALI yang membidangi DISPERINDAG dan DINAS PERTANIAN serta DINAS KETAHANAN PANGAN mengatakan bahwa naiknya harga cabai di Kabupaten PALI tidak seharusnya dirasakan imbasnya oleh masyarakat karena ketiga dinas diatas jika bergerak mengarahkan dan melakukan pendampingan untuk memanfaatkan lahan yang ada untuk menanam cabai juga sayuran tidak akan terjadi seperti itu.
"Ya tugas mereka (tiga OPD itu) memberikan kesadaran kepada masyarakat secara umum untuk penuhi kebutuhan keluarga sendiri dengan cara menanam tanaman HOLTIKULTURA. Seperti cabai beserta bumbu dapur lainnya pada tempat tertentu, misalnya halaman rumah," saran politisi PKS itu.
Dalam hal ketahanan pangan di kabupaten PALI termasuk kebutuhan cabai, Edi Eka menerangkan bahwa di PALI terdapat beberapa tempat yang termasuk didalam konsesi izin perusahaan tertentu yang tidak dipakai atau dimanfaatkan dalam waktu lama,
"Nah lahan tersebut dapat kita manfaatkan untuk menanam kebutuhan seperti cabai serta jenis rempah dan bumbu dapur mengingat umur tanaman itu relatif singkat bukan seperti tanaman keras seperti karet, pinang dan lain lain. Untuk itu saya mengajak dan menghimbau kepada dinas OPD terkait bekerja dan bekerja mari ajak dan berikan kesadaran akan hal tersebut. Apabila semuanya bergerak, saya yakin ketahanan pangan dan kebutuhan sehari-hari di kabupaten PALI akan terpenuhi dan bahkan dapat dijual ke daerah lain seperti MUBA dan Kota Prabumulih," jabarnya. (sn/perry)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar