PABRIK PENGGILINGAN PADI MULAI TERGERUS DIMAKAN PRILAKU MODERNISASI


PALI. SININEWS.COM -- Pabrik Penggilingan Padi diera tahun 90 an, merupakan usaha Primadona sebagian Masyarakat Pedesaan diwilayah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI). 


Terungkap penuturan Ardi salah satu Pengelolaan Pabrik Penggilingan Padi Paye Beringin  di Desa Tempirai Kecamatan Penukal Utara Kabupaten PALI. 


Dimana pada waktu itu,  Masyarakat PALI masih gandrungnya menanam padi diberbagai tempat,  diantaranya warga Desa Tempirai Raya Kecamatan Penukal.


Dikisahkan.. Ardi,  pada era tahun 90 an,  warga Tempirai Raya hampir semua penduduk memiliki lumbung padi,  namun kondisi tersebut tidak bisa bertahan sampai kini,  dikarenakan menurunnya minat Masyarakat Menanam Padi disebabkan berbagai faktor antara lain :


Pada Persawahan Tadah hujan sering mengalami kebanjiran sebelum masa panen dikarenakan luapan sungai Musi dan sungai lainnya, dimana kondisi padi setengah Masak. (1/2 menguning). 


Sementara Pada Perladangan Padi Darat yang  perioritas menanam Karet, mengalami penurunan minat Masyarakat menanam Padi  dikarenakan,  berbagai pendapat para Petani,  yaitu bila menanam Padi disatu hamparan bersama tanaman karet akan mengganggu kesuburan Karet.


Disamping itu, saat menanam padi pada hamparan dilahan terpisah dengan yang lainya akan rentan dengan berbagai hama. Sehingga sebagian Masyarakat menyimpulkan, berladang lahan darat hanya mau menanam karet saja. 


Sementara kalkukasi prilaku Masyarakat Modern,  lebih gampang membeli beras sudah siap dimasak ketimbang berlama waktu menanam Padi ( Berladang). 


Maka sejak 15 tahun terakhir ini,  usaha Pabrik Penggilingan Padi mengalami penurunan omset jasa Penggilingan. 

Kalaupun ada hanya 2 kali seminggu dengan volume padi terbatas.

Kisah.... Ardi Operator Pabrik  Padi. 


Disisi lain, berbeda konsep pandangan dengan seorang Petani Edy Jaer...(25/8/2021)

Menjelaskan pada awak Media ini. 

Bahwa dengan menanam padi secara hitungan sederhana wong Desa,  banyak keuntungan yang dipetik antara lain, 


Setelah Panen para Petani dapat terbantu pada kebutuhan beras keluarga sehingga dapat menopang kebutuhan sehari hari yang lainnya. 


Dijelaskan Edy Jaer... Untuk tahun 2021 ini,  dirinya berladang menanam padi seluas 3 hektar sehingga mendapatkan hasil Panen dengan nilai bersih beras gilingan sebanyak 1.5 ton, dengan nilai jual 9 ribu per Kg sehingga dapat meraup keuntungan 13.5 juta dalam waktu 3 bulan satu musim Panen. 


Pada kondisi ini,  Edy Jaer Mengajak para Petani agar giat menanam padi dan diselingi tanaman sayuran, sehingga secara perlahan ketahanan ekonomi keluarga dapat terbantu. 

Ujar  Edy Jaer. 


(Bungharto/SN).

Share:

No comments:

Post a Comment


Youtube SiniNews

Facebook SINI News

Followers

Subscribers

Postingan Populer

Blog Archive

Comments

Berita Utama

sitemap

Recent Posts