Antrean Panjang Dikeluhkan Petugas SPBU, Ini Penyebabnya

Caption. Petugas SPBU Beracung tengah mengecek kendaraan yang akan mengisi BBM bersubsidi dengan sebuah alat yang membutuhkan jaringan 


PALI. SININEWS.COM -- Antrean panjang kendaraan di depan pintu masuk di seluruh SPBU yang ada di kabupaten PALI pasca harga BBM bersubsidi naik seolah menjadi pemandangan sehari-hari.


Tentu saja, dengan kondisi itu selain mengganggu arus lalulintas juga memperlambat aktivitas warga dalam menjalankan kesibukannya sehari-hari lantaran saat mengisi BBM bersubsidi, banyak waktu terbuang hanya untuk mendapatkan BBM di SPBU karena harus mengantre lama. 


Kondisi itupun bukan hanya dikeluhkan masyarakat yang hendak mengisi BBM, tetapi petugas SPBU juga alami hal sama. 


Salah satunya dikeluhkan Warno, petugas SPBU di Beracung kecamatan Talang Ubi. 


Warno mengaku kendala yang dihadapi pihak SPBU adalah jaringan atau signal.


Pasalnya, selain masyarakat yang akan membeli BBM bersubsidi yang harus menggunakan aplikasi MyPertamina juga keharusan penggunaan sebuah alat yang ditempatkan pada setiap SPBU dalam mendata setiap kendaraan yang hendak mengisi BBM bersubsidi. 


Alat tersebut juga membutuhkan jaringan untuk mendeteksi layak tidaknya menggunakan BBM bersubsidi serta menghindari pengepokkan BBM oleh oknum yang tidak bertanggung. 


Kendala jaringan yang lelet itulah membuat petugas SPBU kesal karena apabila belum terkoneksi, maka pompa pengisian BBM belum bisa mengeluarkan minyak yang dibeli masyarakat. 


Akibat jaringan yang lelet juga penyebab utama mengularnya kendaraan karena harus menunggu alat tersebut terhubung ke Pertamina.


"Setiap kendaraan yang akan mengisi pertalite atau solar harus dicek terlebih dahulu melalui alat ini dengan memasukkan nomor polisi kendaraan," ujar Warno, menunjukkan sebuah alat berbentuk kotak kecil warna putih, Rabu 29 september 2022.


Menurut Warno, alat itu terkoneksi langsung ke Pertamina dan pompa pengisian.


"Setelah kita masukkan nomor polisi kendaraan, langsung kita kirim melalui alat ini ke pertamina. Setelah disetujui, maka pompa pengisian baru bisa beroperasi," tuturnya. 


Pengecekkan kendaraan menggunakan alat itu diakui Warno banyak memakan waktu akibat jaringan lelet. 


"Jaringan disini kurang mendukung, kadang pengisian satu mobil saja membutuhkan 15 menit menunggu terhubung," tukasnya. 


Warno pun berharap kepada pihak terkait untuk memperbaiki jaringan atau mempermudah sistem pengisian BBM bersubsidi supaya cepat dan antrean kendaraan bisa terurai. 


"Kalau bisa ada cara lain mempermudah cara pengisian BBM, karena kadang kasihan dengan masyarakat yang antre lama menunggu giliran," imbuhnya. 


Kalau untuk stok BBM bersubsidi dikatakan Warno aman, karena pengiriman BBM lancar setiap hari. 


"Pasokan kadang tidak habis dalam sehari, baik pertalite ataupun solar. Kendala utama antrean adalah jaringan," tandasnya.(sn/perry)

Share:

No comments:

Post a Comment


Youtube SiniNews

Facebook SINI News

Followers

Subscribers


Postingan Populer

Blog Archive

Comments

Berita Utama

sitemap

Recent Posts