Yatim Sejak Usia 2 Tahun, Anak Asal PALI Ini Murung Dihari Pertama Masuk Sekolah

Yatim Sejak Usia 2 Tahun, Anak Asal PALI Ini Murung Dihari Pertama Masuk Sekolah 



PALI. SININEWS.COM -- Adanya edaran dari Pemerintah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) yang menyarankan ayah mengantar anaknya di hari pertama masuk sekolah pada tahun ajaran baru ternyata menyisakan rasa pilu bagi Rangga Saputra, seorang anak kelahiran tahun 2019 yang telah menjadi yatim sejak usia 2 tahun.


Anak yang baru masuk Sekolah Dasar (SD) asal Kampung Jerambah Besi Desa Karta Dewa Kecamatan Talang Ubi tersebut sejak awal masuk diantar oleh sang Ibu dengan wajah murung meski berpakaian rapi dan serba baru.


Tak terlihat semangat dari wajahnya, meski semua teman-temannya tampak riang gembira ketika beberapa guru mengenalkan lingkungan sekolah sambil diselingi dengan bernyanyi.


Dari penelusuran tim media ini, Rangga Saputra saat ini tinggal bersama ibunya. Ayah kandung Rangga telah meninggal sejak tahun 2021 akibat kecelakaan lalulintas.


Dari pengakuan Yuli Ibu kandung Rangga bahwa dirinya telah mendengar adanya anjuran saat awal masuk sekolah untuk diantar oleh ayahnya.


Tetapi apa daya, karena ayahnya telah meninggal terpaksa dirinya yang mengantar Rangga masuk sekolah.


"Saya sudah siapkan baju, tas, sepatu dan buku untuk anak agar bersekolah. Dan hari pertama saya antar sendiri ke kelas agar anak saya semangat," ungkap Yuli, Senin 14 Juli 2025.



Namun setelah sampai di sekolah, diakui Yuli wajah Rangga nampak murung setelah melihat ada beberapa temannya diantar ayahnya.


"Entah kenapa wajah anak saya tidak bersemangat setelah melihat anak-anak lain diantar ayahnya. Meski wajah murung, tapi tidak mengurungkan Rangga masuk kelas dan saya beri semangat agar tetap bersekolah demi masa depannya," imbuhnya.


Sementara itu, Kepala SD Negeri 39 Talang Ubi, Alamsyah menyebut bahwa dari 38 murid baru ada satu anak didik baru berstatus anak yatim.


"Ada satu anak yatim yang tidak memiliki ayah. Pada hari pertama masuk sekolah, sebagian besar yang mengantar anaknya adalah emak-emak meski ada edaran dari Pemda PALI untuk mendukung gerakan ayah antar sekolah," sebut Alamsyah.


Pada hari pertama masuk sekolah, Alamsyah menyatakan bahwa proses belajar hanya melakukan pengenalan lingkungan sekolah terhadap anak didik baru.


"Kami memberi ruang pada orang tua anak didik baru untuk mengantarkan anaknya ke sekolah, namun tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar. Orang tua dipersilahkan mengantar dan menemani anaknya tetapi sebatas diluar kelas. Saat didalam kelas, anak didik baru dikenalkan dengan suasana sekolah dan beradaptasi dengan teman-teman lainnya," terang Kepala SDN 39 Talang Ubi.


Untuk kuota tahun ini, Alamsyah mengemukakan bahwa tidak terpenuhi, sebab hanya ada 38 anak didik baru dari kuota penerimaan sebanyak 56 siswa.


"Hanya ada 38 anak didik baru, tetapi jumlah maksimum satu kelas 28 orang, maka jumlah itu akan kita bagi dua kelas," tukasnya.


Diketahui bahwa pemerintah pusat meluncurkan program gerakan ayah mengantar anak di hari pertama sekolah yang langsung ditindaklanjuti oleh Pemerintah kabupaten PALI melalui Sekda yang mengeluarkan edaran untuk mendukung program Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI).


Pada pelaksanaannya, memang ada sejumlah kaum Adam atau bapak-bapak menuntun anaknya berangkat ke sekolah dan mendampinginya saat melakukan proses belajar mengajar saat hari pertama tahun ajaran baru.


Tetapi di lapangan, kaum emak-emaklah yang mendominasi datang ke sekolah mengantar anak-anaknya seperti tahun-tahun sebelumnya. Bahkan ada diantaranya masuk ke ruang kelas mendampingi anaknya belajar.(sn/perry)

Share:

No comments:

Post a Comment


Youtube SiniNews

Facebook SINI News

Followers

Subscribers

Postingan Populer

Blog Archive

Comments

Berita Utama

sitemap

Recent Posts