Terungkap ! Pelaku Penangakapan hebohkan warga Depresi karena putus cinta

PRABUMULIH, SININEWS.COM – Penangkapan seorang remaja yang sempat menghebohkan warga simpang empat cucian Kelurahan Patih Galung Kecamatan Prabumulih Barat ternyata Leali Apriansyah (20) yang merupakan warga Dusun 6 Mandi angin Desa  Sukananti Kecamatan Gunung Megang Kabupaten Muara Enim

Penangkapan pelaku bermula dari laporan korban Mustawa (49) warga jalan Angkatan 45 Rt 23 Rw 04 Kelurahan Tugu Kecik Kecamatan Prabumulih Timur Kota Prabumulih. 

Dari laporan yang tertuang dalam LP/B/ 124    /VII/2019/SEK PBM BARAT/POLRES PRABUMULIH ,tanggal 07 Juli 2019, korban menjelaskan jika pelaku secara tiba-tiba datang dan memarahi korban. 

“aku lagi ngesol sepatu pak di pasar, tibo-tibo anak ini datang sambil marah, ngapo kau cicak hebat” ucap korban meniru pelaku saat kejadian berlangsung.

Korban yang tidak tahu menahu, kemudian mencoba menanyakan perihal amarah pelaku. Bukan jawaban yang didapat, pelaku langsung menyerang korban dan mengakibatkan jari kiri korban mengalami luka cukup dalam.

Menanggapi laporan itu, petugas kemudian langsung melakukan penyelidikan dan akhirnya dapat meringkus pelaku di Jalan Jenderal Sudirman Kelurahan Patih Galung kecamatan Prabumulih Barat atau tepatnya di depan rumah makan pondok bambu 2. 

Dihadapan petugas kepolisia, pelaku mengaku jika tindakkan yang dilakukan diluar kontrolnya. Ia tidak dapat mengendalikan diri lantaran dibawah pengaruh minuman keras.

"Aku tadi mabok pak, maafkelah aku, dak sadar lagi tadi" ucap palaku saat dimintai keterangan oleh petugas

Lebih jauh pelaku menjelaskan jika dirinya depresi setelah diputuskan sang pacar yang sudah menjadin hubungan selama 3 bulan yang lalu. Sebagai pelampiasan ia menenggak minuman keras untuk meringankan beban hatinya.

"Aku putusan pak dengan cewek aku, laju aku minum di Prabujaya" terangnya

Sementara, Kapolres Prabumulih, AKBP Tito Hutahuruk melalui Kapolsek Prabumulih Barat, AKP Mursal Mahdi saat dikonformasi membenarkan kejadian itu. "Benar sekali saat ini tersangka masih kita periksa," terangnya. (SN)
Share:

Setelah Dibantah HIMAPALI, Aka Cholik Angkat Bicara

PALI, SININews.com - Pasca acara Ngopi (Ngobrol Penuh Inspirasi) bareng Mang Olek untuk Heri Amalindo 2 Priode disalah satu caffe di Kota Palembang beberapa hari lalu yang mendapat bantahan dari Himpunan Mahasiswa PALI (HIMAPALI), dijawab inisiator kegiatan tersebut  yakni Aka Cholik Darlin. 

Menurut Timses Heri Amalindo pada Pilkada 2015 Bidang Media & Komunikasi itu bahwa saat ada beberapa Mahasiswa yang hadir di acaranya tersebut, diantaranya Reza ketua HIMAPALI Sumsel, Aang dari HIMAPALI, Yoga Arpindo pendiri PERMA PALI dan pernah menjabat bendahara umum PERMA PALI , Ijal HIMAPALI dan banyak lagi mahasiswa asal Lematang yang tergabung di IMPTA, tidak ada paksaan untuk dukung Heri Amalindo untuk dua periode.

"Mestinya adik-adik mahasiswa paham, undangan saya sifatnya terbuka melalui Medsos FB, artinya mau hadir boleh tidak juga boleh. Tetapi saya tegaskan bahwa undangan saya, Ngopi bareng Mang Olek untuk Heri Amalindo 2 Priode, artinya jela siapa yang datang sudah sepakat dukung Heri Amalindo 2 Priode," tandas tokoh Lematang tersebut kepada media ini via whatsapp, Minggu (7/7).

"Terus bicara arah politik, mana ada mahasiswa bisa tentukan arah politik secara legal, yang punya hak legalitas itu adalah partai politik minimal 5 kursi. Mahasiswa hanya punya hak politik memilih," tukas Aka Cholik. 

Setelah acara ada yang tidak setuju, Aka Cholik menjawab bahwa itu hak mereka namun jangan salahkan yang buat acara. Bicara nama organisasi, dikatakan Aka Cholik bahwa jelas saat dirinya membuka obrolan, mereka mengatakan dari berbagai aliansi, diantaranya HIMAPALI dan PERMA PALI.

"Karena acara tersebut sifatnya umum dan santai, saya lupa tanyakan surat tugasnya," seloroh anggota DPRD PALI periode 2014-2018 itu. 

Atas kejadian itu, Aka Cholik meminta mahasiswa kedepannya jangan mudah memutuskan, mestinya diskusi dulu.

"Minggu depan saya adakan lagi Ngopi bareng Mang Olek untuk Heri Amalindo 2 Priode, tapi harus konsisten datang berarti sepakat untuk Heri Amalindo 2 Priode, kita cari yang pasti bukan yang abal-abal,"  tutupnya. (sn)
Share:

Teriak "Ampun Ya Allah", Pemuda Ini Tetap Dihajar Massa

PRABUMULIH, SININEWS.COM -- Sejumlah warga Jalan Jenderal Sudirman Kelurahan Patih Galung Kecamatan Prabumulih Barat Kota Prabumulih atau tepatnya dikawasan depan Rumah Makan Pondok Bambu 2 mendadak heboh dengan adanya penangkapkan seorang pelaku oleh tim buser Polsek Prabumulih Barat. 

Penangkan pria yang belum diketahui identitasnya itu berjalan dramatis. Bahkan sempat terdengar letusan senjata api yang keluar dari senjata api milik petugas. 

Arus lalu lintas pun sempat padat merayap lantar para pengguna jalan yang penasaran berhenti sejenak guna menyaksikan proses penangkapan tersebut.

Belum diketahui pasti penangkapan pelaku tersebut terkait kasus apa. Namun, Nopri salah satu warga yang juga turut membantu mengamankan pelaku menuturkan jika pelaku diamankan lantaran diduga telah melakukan tindak penodongan di Pasar Inpres Prabumulih. 

"Kalau kata polisi tadi penodongan. Korbannya masuk rumah sakit karena dilukai pelaku," Ujar Nopri, Minggu (7/7). 

Saksi lainnya mengatakan, sebelum berhasil diringkus polisi, pelaku terlihat berlari dari arah Pasar menuju ke Patih Galung. "Lari tadi wong itu. Berulah ditangkap polisi yang bemotor tadi," ungkapnya.

Dari pantauan dilapangan, warga yang kesal kemudian menggajar pelaku. Sementara, pelaku hanya pasrah dan berulang kali terdengar mengucap "Ampun ya Allah".

Selain jadi tontonan, tak sedikit masyarakat dan pengendara merekam aksi penangkapan pelaku yang sempat menghebohkan warga tersebut. 

Usai penangkapan, pelaku kemudian diamankan ke Mapolsek Prabumulih barat menggunakan mobil pengguna jalan yang melintas.
Share:

Ini Bantahan HIMAPALI Terhadap Pernyataan Adanya Mahasiswa PALI Dorong Heri Amalindo Dua Periode

PALI, Sininews.com - Adanya pemberitaan terkait beberapa mahasiswa yang ikut acara Ngopi (Ngobrol Penuh Inspirasi) di sebuah cafe di Kota Palembang beberapa hari lalu yang menyatakan dukungan terhadap pertahana Heri Amalindo untuk maju kembali pada Pilkada 2020 mendatang, serta pada pemberitaan tersebut ada yang menyatakan mewakili beberapa aliansi mahasiswa termasuk HIMAPALI, dibantah keras ketua HIMAPALI UNSRI Devi Irawan.

Melalui surat resmi klasifikasi terhadap pemberitaan tersebut, Devi Irawan menyebut bahwa sesuai amanat organisasi, mereka tidak pernah memberikan pernyataan politik atas kontestasi politik. Bahkan mereka sendiri tidak mengetahui adanya pertemuan tersebut. Apalagi ikut dalam pembicaraan.


"Kami sangat menyayangkan pencatutan nama Himpunan Mahasiswa PALI. Walaupun HIMAPALI UNSRI tidak disebut secara eksplisit dalam berita tersebut, namun kami merupakan bagian tidak terpisahkan dari mahasiswa PALI" sebut surat yang dikirim Ketua HIMAPALI UNSRI, Devi Irawan, seperti tertuang dalam pernyataan mereka tertanggal 6 Juli 2019.

Bantahan serupa disampaikan juga oleh HIMAPALI SUMSEL. Dalam suratnya, mereka menyayangkan sekaligus merasa kecewa terhadap sikap Aka Cholik Darlin yang secara sepihak menyebutkan nama Himpunan Mahasiswa PALI (HIMAPALI).

"Selaku pengurus HIMAPALI tidak pernah menyatakan sikap apapun seperti yang disampaikan Akan Cholik Darlin SPdI MM yang kami anggap melanggar AD/ART yang berlaku didalam organisasi HIMAPALI" seperti tertulis dalam surat yang ditandatangani oleh Ketua Umum Reza Utama.

Reza juga mengakui saat itu dirinya hadir dalam pertemuan yang digelar di Cafe Numa tersebut. Namun Reza membantah keras dirinya memberikan pernyataan mewakili organisasi.

"Bahkan saat pertemuan tersebut saya sudah memberikan klarifikasi bahwa kehadiran saya dalam kapasitas pribadi dan tidak ada hubungannya dengan organisasi saya. Ini sudah saya nyatakan kepada Aka Cholik langsung" tegas Reza.(sn)
Share:

Sekda Bantah Serobot Wilayah Prabumulih

MUARA ENIM, SININEWS.COM --Sekda Muara Enim, Ir H Hasanudin MSI, membantah keras adanya tudingan  yang dilontarkan sebagian warga Gunung Kemala, Kecamatan Prabumulih Barat, Kota Prabumulih, bahwa pemasangan patok tapal batas antara Muara Enim dan Prabumulih, di desa tersebut telah menyerobot wilayah Kota Prabumulih. Soalnya pemasangan patok tapal batas tersebut sesuai dengan titik kordinat yang telah ditetapkan tim Kementerian Dalam Negeri, saat melakukan penetapan tapal batas untuk pemekaran Kota Prabumulih.

                 “Jadi tidak benar kita menyerobot wilayah Prabumulih seperti yang dituduhkan. Patok yang dipasang itu berdasarkan titik kordinaat yang ditentukan tim Kementerian Dalam Negeri saat hendak pemekaran Kota Prabumulih memisahkan diri dari Kabupaten Muara Enim. Jadi pemasangan patok tapal batas yang kita lakukan berdasarkan titik kordinat yang ada pada Surat Keputusan Kementerian Dalam Negeri tersebut. Kalau mau protes ya silakan ke Menteri Dalam Negeri,” tegas Hasanudin yang dijumpai di sela sela acara hari lingkungan hidup sedunia, Minggu (7/7).

                  Menurutnya, penentuan titik kordinat tapal batas tersebut, dilakukan saat hendak pemekaran Kota Prabumulih. Saat itu, lanjutnya, tim dari Pemkab Muara Enim dipimpin Ketua Bappeda Muara Enim, H Latif yang sempat menjabat sebagai Sekda Kota Prabumulih setelah dimekarkan.

                  Kemudian, lanjutnya, perlu diketahui, bahwa gerbang batas kota yang dipasang Pemkot Prabumulih di perbatasan Desa Lubuk Raman, Kecamatan Rambang Niru, bukanlah merupakan tapal batas wilayah antara Muara Enim dengan Kota Prabumulih. Tapal batas Muara Enim dengan Kota Prabulih adalah jalan menuju Desa Gunung Raja, Kecamatan Rambang Niru.

                   “Jalan menuju Desa Gunung Raja itu masih wilayah Muara Enim, buka wilayah Kota Prabumulih. Makanya wilayah Desa Gunung Raja masuk wilayah Muara Enim termasuk areal PLTU GHMMI masuk ke dalam wilayah Muara Enim, bukan Kota Prabumulih,” tegas Sekda.

                   Namun, lanjutnya, kenapa gerbang batas Kota Prabumulih tersebut sampai masuk ke dalam wilayah Muara Enim, karena pertimbangan estetika dan keamanan. Karena kalau gerbang tersebut dipasang tepat di tapal batas yakni di sekitar SPBU sesudah simpang jalan menuju Desa Gunung Raja, tentunya akan tidak indah kelihatannya.

                 Karena lokasi jalan tersebut menikung dan bertebing, sehingga Muara Enim memperbolehkannya memasang gerbang tersebut masuk ke dalam wilayah Muara Enim. “Maka saya jelaskan, bahwa gerbang batas Kota Prabumulih tersebut, bukanlah merupakan tapal batas antara Muara Enim dengan Kota Prabumulih. Seharusnya  sebelum dibuat gerbang itu harus , ada mou atau perjanjian bahwa itu bukanlah batas wilayah sehingga tidak jadi seperti saat ini," jelasnya.
Share:

Karya PT KAI Tewas di Kontrakan

MUARA ENIM, SININEWS.COM --Warga  Desa Tanjung Raja, Kecamatan Kota Muara Enim, Kabupaten Muara Enim, Minggu (7/7) sekitar pukul 09.30 WIB geger. Itu terjadi setelah warga menemukan Doni Satria (29). Alamat Desa Merapi, Kecamatan  Barat, Lahat, yang tewas di dalam rumah bedeng kontrakannya di desa tersebut.

                 Mayat korban yang merupakan karyawan otsorsing PT KAI ini, ditemukan dalam kondisi sudah mulai membusuk. Mayat korban pertama kali ditemukan oleh Suhendra, warga yang tinggal ngontrak di bedeng tersebut.

              Korban tewas di duga karena sakit. Karena didekat tubuhnya ditemukan beberapa jenis obat untuk sakit kepala.  

                Saat ditemukan, rumah kontrakan korban terkunci dari dalam. Sehingga warga terpaksa mendobrak pintu bedeng tersebut untuk melihat mayat korban.  

                Informasi yang diperoleh menyebutkan, korban meminta izin kepada pimpinannya untuk tidak masuk bekerja mulai hari Kamis (4/7). Teman teman sekerjanya menduga, selama tidak masuk kerja korban pulang ke rumahnya di Desa Merapi, Kecamatan Merapi Barat Kabupaten Lahat.

               Di Desa Merapi, korban tinggal bersama pamannya, karena orang tuanya berada di Kerinci, Provinsi Jambi.

              Karena rumah bedeng yang dikontraknya di Desa Tanjung Raja dekat stasiun Tanjung Enim baru tersebut dalam kondisi terkunci dan  terlihat sepi. Teryata selama dia tidak masuk bekerja tinggal  bedeng tersebut.  

              Ketahuannya pada Minggu (7/7) sekitar pukul 09.30 WIB, tetangga bedeng korban bernama Suhendra, mencium bau tidak sedap dari arah dalam bedeng yang ditempati korban.

            Lantas dia menaruh rasa curiga dengan bau menyengat yang keluar dari dalam bedeng korban tersebut. Lantas dia mencari celah untuk melihat ke bagian dalam bedeng tersebut.

              Betapa terkejutnya dia, saat melihat korban di dalam bedeng itu sudah mulau dikerumuni lalat. Lantas dia melaporkan kejadian itu kepada aparat Desa Tanjung Raja dan kekantor korban bekerja.

                Kemudian perangkat desa setempat bersama warga lainnya berupaya membuka pintu rumah bedeng korban dengan cara mendobraknya. Ketiba pintu tersebut berhasil didobrak, ditemukan mayat korban sudah mengeluarkan bau.

               Lantas aparat desa melaporkan kejadian itu ke Polres Muara Enim. Petugas Piket SPK Polres Muara Enim bersama tim Inafis dan Reskrim Polres Muara Enim tiba di lokasi kejadian untuk melakukan identifasi.

                Di dekat tubuh korban ditemukan obat obatan untuk menyembuhkan sakit kepala. Kuat dugaan korban tewas karena sakit. Karena barang barang korban tidak ada yang hilang dan rumah bedeng korban masih dalam kondisi terkonci.

              Usai dilakukan identifikasi, mayat korban dibawa ke RSU dr HM Rabain Muara Enim untuk dilakukan visum dokter.

              Yeni, salah seorang keluarga korban yang berhasil dijumpai di RSU dr HM Rabain Muara Enim, mengaku terkejut kalau korban tewas dalam kondisi mengenaskan.

               “Selama ini korban tidak pernah mengeluh sakit. Kami terkejut ketika mendapat kabar korban meninggal di dalam rumah kontrakannya diduga karena sakit,” jelas Yeni.

                 Dia mengaku, korban jarang pulang ke rumah Pamannya di Desa Merapi. “Korban jarang pulang ke duson. Tapi kalaupun dia pulang ke duson selalu jaga warung punyo pamannya,” jelas Yeni menggunakan bahasa daerah.

               Kapolres Muara Enim, AKBP Afner Juwono, ketika dikonfirmasi, Minggu (7/7) mengaku belum mendapatkan laporan adanya penemuan mayat tersebut. “Saya belum dapat laporan ada penemuan mayat,” jelasnya yang ditemui di sela sela acara peringatan hari lingkungan hidup sedunia.
Share:

1000 Peserta Ikuti Festival Burung Berkicau

MUARA ENIM, SININEWS.COM --Sebanyak 1000 peserta  dari beberapa Provinsi  dan Kabupaten di Sumsel, mengikuti lomba burung berkicau, yang berlangsung di lapangan GOR Pancasila Muara Enim, Minggu (7/7).

                  Acara yang digelar Badan Lingkungan Hidup (BLH) Muara Enim ini dalam rangka memberingati hari lingkungan hidup sedunia. Acara tersebut dibuka Bupati Muara Enim, Ir H Ahmad Yani MM dan Wakil Bupati, H Juarsah SH.

                  Acara tersebut dihadiri juga Kepala BLH Provinsi Sumsel, Edward an Sekda Muara Enim, Ir H adanudin MSI, para asisten, Kepala Dinas, Kepala Kantor dan Kepala Badan di lingkungan Pemkab Muara Enim serta para Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, dan perwakilan pimpinan perusahaan BUMN dan BUMS di Muara Enim.

                 Kepala BLH Muara Enim, Kurmin, mengatakan, tujuan kegiatan tersebut dilaksanakan untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat, dunia usaha dan pemerintah sebagai tiga filar pelaksanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan.

                  Kemudian menanam semangat dan peran serta dalam pelestarian lingkungan hidup sejak dini dengan  melibatkan peserta didik  melalui berbagai lomba bertema kepedulian terhadap lingkungan.

                Sementara itu Bupati Muara Enim, Ir H Ahmad Yani MM, mengatakan, peringatan hari lingkungan hidup sedunia dilaksanakan di Muara Enim bersamaan  dengan  fertival burung berkucai dengan rangkaian  colourful  Muara Enim festival tahun 2019.

              Menurutnya, festival yang dilakukan sangat sejalan karena keberadaan burung berkicau sebagai kekayaan alam. Kegiatan ini menjadi momentum dalam melestarikan lingkungan.

               Upaya pelestarian lingkungan, lanjutnya  dapat dilakukan diantaranya melalui menanam tanaman hias dan pepohonan  yang rindang akan membantu menyerap  polutan yang ada di udara.

            Kemudian untuk menyelamatkan sumber air tanah. Pada acara itu bupati juga telah memberikan berbagai hadiah kepada peserta lomba dalam rangka hari lingkungan hidup dan peserta festival burung berkicau yang keluar sebagai pemenang.
Share:

Masuk Sel Gara-gara Kartu Handhone Diberikan Teman, Begini Kronologinya


PALI, SININews.com- Aksi Bebi (19) warga Desa Harapan Jaya Kecamatan Tanah Abang Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) rupanya ceroboh dalam mencuri handphone milik Cik Aluna (38) warga desa yang sama dengan pelaku Bebi.

Lantaran, setelah berhasil menggondol handphone milik korbannya yang diambil dalam rumah korban saat handphone itu tengah diisi batrainya, Bebi lantas mengeluarkan kartu perdana yang ada di dalam handphone kemudian diberikan kepada Iis teman dekat pelaku yang beralamat di Desa Sedupi Kecamatan Tanah Abang.

Tentu saja, saat korban kelimpungan mencari pelaku yang telah menggasak handphone kesayangannya mendapat titik terang setelah mencoba menelphone nomor kontaknya yang masih aktif dan ada orang yang mengangkatnya.

Setelah ditelusuri dari penerima telpon tadi, bahwa nomor tersebut didapat dari pelaku Bebi yang memberikan kartu perdana tersebut, kemudian, korban pun mendatangi Rahman, kepala desa setempat kemudian menghubungi polisi untuk menangkap pelaku Bebi.

"Pelaku sudah kita amankan pada Jumat (5/7) sekitar pukul 16.30 WIB, dan saat ini masih kita interogasi. Kejadian pencurian yang dilakukan pelaku terjadi pada Rabu  (26/6) lalu. Pelaku masuk rumah korban melalui pintu belakang saat korban tertidur dan tengah mengecas handphonenya," Ungkap Kapolres Muara Enim AKBP Afner Juwono melalui Kapolsek Tanah Abang AKP Sofyan Ardeni, Sabtu (6/7).

Setelah ditangkap, Sofyan mengatakan bahwa pelaku mengakui perbuatannya. "Handphone korban sudah dijualnya di salah satu conter di kota Prabumulih. Atas perbuatannya, pelaku kita jerat pasal 363 KUHP dengan ancaman kurungan penjara 5 tahun," tandas Sofyan.(sn)
Share:

Serobot Wilayah Prabumulih hingga pasang patok ilegal, warga Gunung Kemala protes hingga pasang patok Balasan

Foto : Ratusan warga dan Pemerintah Prabumulih beserta Kapolsek Prabumulih saat mengecek tapal batas ilegal oleh Kabupaten Muara Enim

PRABUMULIH,SININews.com – Polemik tapal batas ditengah masyarakat Kelurahan Gunung Kemala Kecamatan Prabumulih Barat Kota Prabumulih tak pernah usai, tapal batas wilayah Muara Enim – Prabumulih yang melintasi wilayah Gunung Kemala dengan Desa Gunung Raja hingga kini terus menjadi sorotan warga setempat, jum’at (5/7/19)

Ratusan warga Kelurahan Gunung Kemala melakukan aksi protes terhadap Pemerintah Kabupaten Muara Enim yang secara sepihak telah menyerobot batas wilayah Prabumulih dengan cara memasang patok Tapal Batas yang terbuat dari semen coran

“kita sangat tidak setujuh dengan adanya patok tapal batas ini, lagi pula warga dan pemerintahan kita tidak tahu dengan adanya pemasangan patok tapal batas ini” ucap Mat Yunus selaku Ketua Gerakan Masyarakat Gunung Kemala (GMKM) 

Pemasangan Tapal Batas Prabumulih oleh warga Gunung Kemala 

Mat Yunus menuturkan jika Tapal Batas yang dipasang oleh Pemkab Muara Enim itu sangat merugikan terlebih banyak aset-aset yang ada di wilayah Prabumulih akan hilang 

“Aset Prabumulih semuanya habis di ambil oleh mereka, apa lagi perusahaan tambang batubara juga akan melebarkan lahan demi kepentingan pribadi” lanjutnya

Diketahui wilayah yang diperebutkan merupakan wilayah yang memiliki cadangan batubara yang cukup banyak yang diduga masyarakat pencaplokan wilayah oleh Muara Enim melibatkan kepentingan perusahaan

Sementara itu,  Mulyadi Musa Staf ahli Walikota Prabumulih saat diwawancarai dilapangan mengatakan jika saat ini Walikota Prabumulih Ir.H.Ridho Yahya, MM telah melayangkan surat teguran kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melalui Kepala Bagian WAP Biro Pemerintahan Provinsi Sumsel

“Tadi surat protes sudah kita layangkan, dan seharuanya Pemasangan dan Penegasab Patok tapal batas yang dilakukan oleh Pemkab Muara Enim dalam kesepakatan harus menunggu Peraturan Kemendagri” terangnya

Lebih jauh polemik Tapal batas wilayah Muara enim dan Prabumulih belum pernah mengalami titik terang dari tahun ke tahun hingga kini meresahkan warga setempat

Hasil liputan dilapangan ratusan masyarakat beserta RT, RW, Tokoh Adat, Agama dan perangakat Kelurahan Gunung Kemala melakukan aksi protes dengan memasang Patok Tapal Batas Prabumulih dititik lama yakni sekitar 2 KM dari patok baru

Tak hanya itu, warga setempat menuntut Pemkot Prabumulih dan Pemkab Muara Enim untuk secara langsung melibatkan masyarakat dalam penentuan tapal batas tersebut dan menuntut Pemerintah Provinsi (Gubernur Sumsel) H.Herman Deru mempertimbangkan hak masyarakat Gunung Kemala dalam prosea penetapan tapal batas

Masa juga menuntut Gubernur Sumsel untuk mencabut hasil penentuan tapal batas tertanggal 12 Agustus 2017 lalu yang telah di sahkan oleh Walikota Prabumulih dan Ketua DPRD Ahmad Palo, SE yang diduga tidak sependapat dengan masyarakat perbatasan dan tanpa adanya pemberitahuan dan melibatkan masyarakat (sn)

Share:

Luar Biasa, Harga Buncis Tembus Rp 15000 Per Kg

MUARA ENIM, SININEWS.COM -- Harga sayuran kembali bergerak naik. Besarannya bervariasi, mulai Rp 1.000 hingga Rp 7.000 per kg, tergantung jenisnya. Stok yang terbatas menjadi penyebab kenaikan harga ini.

Seperti diungkapkan pedagang sayuran Ediar (52) di Pusat pasar pagi Muara Enim mengatakan, sejumlah sayuran yang mengalami kenaikan ini seperti buncis yang dipasarkan di kisaran Rp 7.000 ribu per kilo sebalumnya hanya Rp 8.000  per kilo. Namun saat ini dipasarkan di harga Rp 15.000 per kilonya.

Selain itu, kubis juga mengalami kenaikan dari harga Rp 5.000 perkilo  menjadi Rp 10.000 per per kilo. Kemudian sawi dari harga normal Rp 6.000 per kilo, saat ini menjadi Rp 10.000 per kg.  “Sayuran yang mengalami kenaikan buncis, kubis dan sawi,” ungkap Ediar, Jumat (5/7).

Sedangkan untuk cabe merah dan bawang merah dan bawang putih tidak mengalami kenaikan harga. Kondisi sayura mengalami kenaikan, kata dia, karena petani di Pagaralam dan Curup tengah fokus penen kopi. Sementara sayuran kondisinya kurang menjanjikan karena memasuki musim kemarau.

“Untuk sayuran dipasok dari Pagaralam dan Curup. Namun di daerah tersebut tengah panen kopi, jadi sebagian petani lebih memilih untuk memanen kopi. Kalau pun ada sayuran yang dikirim sedikit sehingga harganya naik ditambah cuaca kemarau. Untuk cabe dipasok dari Jogyakarta jadi harganya agak mahal mulai dari sebelum lebaran,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala UPTD PasarMuara Enim Herman menjelaskan, kenaikan harga sayuran ini dinilai masih normal. Karena pasokan dari penghasil sayuran seperti Pagaralam dan Curup masih lancar.

Selain sayuran, cabai rawit masih bertahan mahal di kisaran Rp 65 ribu  per kilo. Sementara bawang merah dan bawang putih di harga Rp 37.000 per kilo. Daging sapi Rp 125 per kilo, ayam boiler Rp 30 ribu per kilo dan ayam kampung Rp 70 per kilo.

Sedangkan bahan pokok lainnya seperti beras berkaisaran mulai dari Rp 10 ribu per kilo hingga Rp 11 ribu per kilo. Gula pasir Rp 12 ribu per kilo, telur Rp 23 ribu per kilo, minyak goreng curah Rp 11 ribu per kilo dan minyak goreng kemasan Bimoli Rp 13 ribu per kilo.

“Dari laporan minggu ke empat bulan 6, harga sembako masih normal tidak mengalami kenaikan. Untuk minggu pertama bulan ini (Juli, red) masih dalam pemantauan harga,” pungkasnya.
Share:

Youtube SiniNews

Facebook SINI News

Followers

Subscribers

Postingan Populer

Blog Archive

Comments

Berita Utama

sitemap

Recent Posts