Sampah Menggunung di Pahlawan Ujung, Warga Mengeluh

PALI -- Warga Pahlawan Ujung Kelurahan Talang Ubi Selatan Kecamatan Talang Ubi Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) mengeluhkan tumpukan sampah dipinggir jalan yang setiap hari terus menumpuk dan mengeluarkan aroma tak sedap. Warga meminta instansi terkait mengangkut sampah yang sudah menggunung, karena selain menimbulkan bau tak sedap, juga mengintai kesehatan warga sekitar. 

Seperti diutarakan Yunus salah satu warga setempat bahwa sampah yang menumpuk itu selama penghujan tidak pernah dibersihkan dan diangkut pihak terkait dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten PALI. 

Bahkan Yunus mengunggah surat terbuka kepada pemerintah kabupaten PALI atas adanya masalah itu di media sosial. 

"Buat bapak/ibu pejabat PALI yang terhormat, tolong sampah ditempat kami jalan Pahlawan ujung depan kebun jeruk tidak pernah lagi dibersihkan atau diambil oleh dinas terkait. Ini musim penghujan bau aromanya sudah menyengat. Beri kami solusi agar warga sekitar tidak buang sampah ditempat itu," tulis Yunus di akun facebooknya, Senin (13/1).

Kondisi itu dibenarkan juga Peri, warga lainnya bahwa asal sampah tersebut memang dari warga sekitar Tetapi membuang sampah ke lokasi tersebut terpaksa dilakukan warga akibat tidak ada Tempat Penampungan Sampah (TPS) sementara disekitar itu. 

"Kalau ada bak penampungan, mungkin kami tidak membuang sampah ke tempat itu. Oleh karena itu, kami minta solusi agar lingkungan kami sehat bebas dari sampah," pintanya. 

Menyikapi masalah itu, Kodsi Iskandar Plt Kepala Dinas LH bakal segera mengeruk sampah yang sudah membuat warga mengeluh. 

"Kita segera angkut sampah itu," singkatnya. (sn) 
Share:

Dewan PALI Sesalkan Kecelakaan Kerja Pada RIG Subcont Pertamina dan Kecam Arogansi Pihak Perusahaan Terhadap Awak Media


Foto. Irwan ST 


PALI -- Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Irwan ST geram mendengar kabar ada salah satu awak media mendapat perlakukan tidak terpuji dari pihak PT PPM, salah satu perusahaan subcont Pertamina yang hendak liputan terkait kecelakaan kerja pada perusahaan itu. 

"Mereka (awak media,red) hendak meliput koq dihalangi, padalah dengan pemberitaan kabar kecelakaan itu bisa jelas penyebabnya. Perlakuan pihak perusahaan sudah melanggar undang-undang karena telah membungkam kebebasan pers di negeri ini," kata Irwan ST, Senin (13/1).

Politisi Golkar itu juga mempersilahkan awak media yang merasa di intimidasi melapor ke pihak berwajib. "Silahkan laporkan, karena perusahaan itu salah," tandasnya. 

Menyikapi kecelakaan kerja yang menelan korban jiwa, Irwan ST meminta OPD terkait dalam hal ini Disnakertrans dan kepolisian mengusut penyebab kejadian itu. 

"Kalau ada kelalaian, tindak tegas, dan pihak Disnaker tolong cek SOP perusahaan itu," tegasnya. 

Sementara itu, pihak perusahaan hingga berita ini diturunkan, belum juga bisa dihubungi. (sn)  
Share:

Disnakertrans PALI Sebut PT PPM Tidak Terdaftar


Foto. Kadisnakertrans PALI 


PALI -- Menyikapi adanya kecelakaan kerja di perusahaan Migas subcont Pertamina yang dikerjakan PT QEI melalui PT PPM berlokasi di Desa Suka Manis Kecamatan Tanah Abang Kabupaten PALI, dimana kejadian itu menelan korban jiwa satu pekerjaannya dan dua pekerja lainnya terluka kemudian sejumlah awak media menelusuri keabsahan perusahaan tersebut. 

Dan setelah menyambangi Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten PALI, terkuak bahwa PT PPM selaku pelaksana pekerjaan itu tidak terdaftar. 

"Setelah kita telusuri, PT PPM tidak terdaftar, padahal seluruh perusahaan meskipun subcont harus lapor ke kita termasuk jumlah pekerjanya," kata Usmandani, Kepala Disnakertrans PALI, Senin (13/1).

Diakuinya bahwa sebagian besar perusahaan subcont pertamina main kucing-kucingan alias tidak mendaftarkan perusahaannya saat beroperasi di PALI. 

"Kalau sudah ada masalah seperti ini, kami selaku Disnaker kena getahnya dan baru memberi tahu. Namun untuk kecelakaan kerja di PT PPM kami baru mengetahui dari kawan-kawan media," tukasnya. 

Ditegaskan Usmandani bahwa ada sanksi tegas bagi perusahaan yang dengan sengaja tidak melapor ke Disnaker. 

"Ancamannya pidana penjara selama 3 bulan bagi perusahaan yang tidak melapor," tandasnya. (sn) 
Share:

Hendak Liputan Kecelakaan Kerja, Salah satu Wartawan di PALI Dibungkam


foto. saat Redi dkk datangi Polsek Tanah Abang 

PALI -- Menindaklanjuti adanya informasi adanya kecelakaan kerja di sebuah proyek RIG yang dikerjakan PT PPM untuk PT QEI subcont Pertamina di wilayah Desa Suka Manis Kecamatan Tanah Abang Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Redi Sumardi, salah satu jurnalis yang bertugas di Kabupaten PALI berniat meliput ke lokasi kejadian. 

Tetapi saat sudah masuk ke TKP pada Jumat (10/1) lalu, Redi langsung ditahan oknum koordinator lapangan dan meminta handphonenya yang langsung menghapus seluruh gambar lokasi yang sempat diambil fotonya. 

Tidak sampai disitu, Redi juga dipaksa untuk menandatangani surat pernyataan diatas materai yang isinya tidak akan mempublikasikan berita kecelakaan dan tidak menyebarkan foto-foto lokasi kejadian. 

"Daripada keselamatan saya terancam, maka dengan berat hati saya teken surat pernyataan itu. Namun untuk kawan awak media lain kalau mau memberitakan, itu diluar tanggungjawab saya," kata Redi, Senin (13/1).

Karena merasa terancam dan kebebasan pers dibungkam, Redi didampingi puluhan awak media melapor ke Polsek Tanah Abang. 

"Hari ini (senin) saya bakal lapor polisi," tandasnya. (sn) 
Share:

Terikait Dugaan Penahanan Bayi, Pihak Rumah Sakit Susah Ditemui


PRABUMULIH, SININEWS.COM – Delfa Barqi Abbasy bayi lahir prematur pasangan dari Febrianto (27) dan Armi Kurniati (23 yang diduga ditahan oleh pihak rumah sakit swasta di Prabumulih karena tak mampu membayar biaya adminitrasi persalinan selama tiga bulan lebih itu terus berlanjut, senin (13/1/20)

Pihak Rumah Sakit Fadilah di Jalan Jendral Sudirman Kelurahan Patih Galung Kecamatan Prabumulih Barat Kota Prabumulih yang menangani langsung persalinan bayi tersebut masih belum bisa ditemui untuk mengkonfirmasi kebenaran berita tersebut

Fuji Kepala Humas RS Fadilah saat dikonfirmasi melalui telepon dan via Whatsapp saat ini belum bisa ditemui, sebelumnya tim sininews.com menemui tim pelayanan pusat informasi dan registrasi mengaku masih ada rapat dilingkungan rumah sakit dan sampai saat ini tim media masih menunggu

“staf humas masih rapat pak, kalau mau konfirmasi silahkan tunggu” ucap staf disana

Sementara itu pihak humas saat di hubungi melalui pesan whatsapp mengaku sedang Dinas Luar (DL) dan tidak bisa menemui tim media dari sininews.com

“maaf mas kita masih DL” balasnya singkat

Untuk informasi saat ini sejumlah awak media mulai berdatangan untuk meminta konfirmasi langsung dari pihak managemen rumah sakit (sn1)


Share:

Pipa RIG Milik Subcont Pertamina Pecah, Satu Pekerja Tewas Dan Dua Lainnya Masuk Rumah Sakit

foto. Korban 


PALI -- Kecelakaan kerja terjadi di salah satu perusahaan Migas yang beroperasi di wilayah Kecamatan Tanah Abang Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) tepatnya pada RIG milik PT EPI yang dikontrak PT PPM. Dimana PT PPM tengah mengerjakan proyek pengeboran milik PT QEI (Queen Energy Indonesia) salah satu subcon Pertamina. 

Lokasi kejadian itu tepatnya di sumur Candi 03 Talang Gula Desa Sukamanis,  Kamis (9/1) sekitar pukul 11.00 WIB. 

Pada kejadian itu, dikabarkan satu pekerja meninggal dunia bernama Supriyadi (49) warga Rejosari Kelurahan Talang Ubi Utara Kabupaten PALI, dan dua pekerja lainnya terluka dan harus dilarikan ke rumah sakit. 

Kejadian itu terkuak dari pihak keluarga korban. 

"Kami dapat kabar pukul 13.00 WIB dari teman kerja suami aku bahwa suami aku alami kecelakaan kerja. Lalu kami berangkat ke Tanah Abang, tapi ditengah jalan kami dikabari bahwa suami aku meninggal," ungkap Erkomsiatun, istri korban Supriyadi, kepada sejumlah awak media, Senin (13/1).

Ditambahkannya bahwa korban telah dikebumikan dan ada pihak perusahaan sempat datangi rumah duka. 

"Pihak perusahaan memang sudah datang, ucapkan bela sungkawa dan memberikan gaji suami aku selama 10 hari. Karena suami aku statusnya masih pekerja harian, sebab masa kerja baru satu bulan, sejak tanggal 13 Desember 2019. Namun sangat disayangkan, pihak perusahaan tidak menceritakan kronologi kejadiannya," tambahnya. 
foto. Lokasi 


Mendapat kronologi kejadian diakui istri korban jurstu dari rekan kerja korban. 

"Dari keterangan teman kerja suami aku bahwa ada pipa gas pecah dan mengenai kepala suami aku dan dua rekannya. Lalu seluruh korban dilarikan ke Puskesmas Tanah Abang kemudian dirujuk ke RSU Prabumulih, namun suami aku meninggal dunia," kenangnya.

Pihak keluarga ditegaskan Erkomsiatun meminta pihak kepolisian mengusut masalah tersebut dan meminta pihak perusahaan bertanggung jawab.

"Suami aku itu tulang punggung keluarga, dia tutup usia meninggalkan empat anak yang masih sekolah. Untuk itu kami meminta pertanggungjawaban perusahaan," pintanya. 

Sementara pihak PT PPM hingga saat ini belum bisa dihubungi. (sn) 
Share:

Sedih! Butuh Bantuan, 3 Bulan Sejak Lahir Febri tak Bisa Bawa Pulang Anak Kandungnya

Foto : Febrianto (27) memperlihatkan foto anaknya yang masih dirawat di Rumah Sakit dan tak bisa dijemput karena terkendala biaya persalinan selama 3 bulan 
PRABUMULIH, SININEWS.COM – Kelahiran seorang anak sangatlah ditunggu-tunggu oleh seorang ayah dan ibu tak terkecuali keluarga besarnya, mendambakan kehadiran sang buah hati merupakan impian setiap orang, ditengah hiruk-pikuk dunia, melonjaknya bahan pangan hingga mahalnya biaya berobat menjadikan keluarga Febrianto (27) warga Jalan Mat Kuri Rt.01 Rw 05 Kelurahan Muara Dua Kecamatan Prabumulih Timur ini tak berdaya ketika sang buah hati yang telah pantas melihat bumi namun tak diizinkan tinggal bersama kedua orang tuannya

Dilahirkan kebumi 23 September 2019 lalu Delfa Barqi Abbasy dan Dilfa Barqi Abbasy kedua putra kembar yang dilahirlkan dari rahim seorang ibu Yul Armi Kurniati (23) warga Kelurahan Tanjung Rambang Kecamatan RKT itu berharap besar untuk berkumpul dengan anaknya yang kini dipisahkan karena ekonomi

Kelahiran sang buah hati di Rumah Sakit swasta di Prabumulih itu dengan keadaan mengalami kelahiran Prematur atau Sepsis Neonatorum yang disebabkan oleh Virus dan Bakteri sehingga kedua bayi tersebut harus dirawat intensif hingga dilakukan Inkubator agar bisa bertahan hidup di luar rahim dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Hal tersebut menambah beban biaya perawatan seorang keluarga yang hanya bergantung dengan pekerjaan yang tak menentu

Febri, ayah Delfa dan Dilfa yang merupakan seorang buruh bangunan itu tak sanggup menahan sedih dan rindu kepada sang buah hati yang hingga kini tak bisa tinggal bersama selama sekitar 3 bulan lebih lamanya karena tak sanggup membayar besarnya biaya perawatan sang bayi yang mencapai hingga Rp.30 juta

Tak hanya itu sebulan usai dilahirkan kedunia Dilfa, sang kembar pun pamit untuk selamanya sebelum sempat berkumpul dengan keluarga besarnya. Rasa haru, sedih dan ke tak sanggupan ekonomi keluarganya menambah penatnya fikiran sang ayah yang hanya mengandalkan pekerjaan sebagai kuli bangunan

Hitungan bulan terus berjalan sampai saat ini sang bayi pun sudah mulai aktif belajar (merangkak) namun dirinya tak mengenal hangatnya pelukan ayah dan manisnya air susu ibu (asi) 

Seiringnya waktu terus berjalan keluraga Febri terus melakukan upaya untuk melunasi hutang perawatan sang anak yang sampai saat ini tinggal Rp.17 juta untuk mengambil anaknya

“waktu lalu ada hamba Allah yang bantu, dan dari lembaga sosial yayasan IMI Prabumulih juga ikut bantu kami pak dan kito harap ado Pemerintah biso bantu kami” ucapnya sedih seraya mengatakan dirinya membutuhkan uluran tangan dari para Dermawan untuk mempertemukan anaknya

Sementara itu, Nunung Damayanti Ketua Yayasan Insan Merdeka Indonesia (YIMI) Kota Prabumulih pihaknya terus melakukan komunikasi dengan lembaga dan instansi terkait untuk membantu Delfa sang bayi prematur untuk bertemu keluarganya

“sebelumnya kita sudah melakukan survei ke rumah orang tua bayi dan saat ini kami telah berupaya mencarikan donatur untuk meringankan beban keluarga Febri” ucapnya

Perlu diketahui, saat ini pihak rumah sakit telah memberikan jatuh tempoh tanggal 17 Januari mendatang jika dalam tempo tersebut pihak keluarga tidak bisa melunasi adminitrasi dengan sangat terpaksa Delfa Barqi Abbasy akan diserahkan ke rumah sakit untuk di Adopsi (sn1)

Share:

Ratusan Rumah di Curup PALI Terendam

PALI -- Curah hujan yang cukup tinggi di wilayah Bumi Serepat Serasan akhir-akhir ini berimbas air sungai Lematang meluap. Akibat meluapnya sungai Lematang, sedikitnya 280 rumah di Desa Curup Kecamatan Tanah Abang Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) terendam.

Dikatakan Sunardi, salah satu warga setempat bahwa air masuk ke pemukiman penduduk sejak dua hari lalu.

"Banjir ini selain intensitas hujan yang tinggi juga kiriman dari Lahat yang belum lama ini terkena banjir bandang," kata Sunardi, Minggu (12/1).

Diakuinya bahwa kondisi banjir sudah biasa dialami warga Desa Curup. "Desa kami merupakan daerah paling rendah yang berada di sekitar sungai Lematang. Jadi apabila sungai Lematang meluap, desa kami yang pertama terendam. Dan kondisi banjir seperti ini biasa terjadi setiap tahun," tukasnya.

Sementara itu, M Tisar Kepala Desa Curup menyebut bahwa banjir kali ini masih belum seberapa dan aktivitas warga belum terganggu.

"Kondisi saat ini ada sekitar 280 rumah terendam, karena sebelah desa kami terimbas luapan sungai Lematang. Walau sudah masuk ke pemukiman penduduk, tapi banjir ini masih belum seberapa," ujar Kades.

Untuk atasi permasalahan yang setiap tahun dialami Desanya, Kades sudah ajukan surat permintaan pembuatan tanggul penahan dipinggiran sungai Lematang ke Pemkab PALI.

"Kami minta bangun tanggul langsung dibuat jalan diatasnya. Permintaan itu sudah kami sampaikan ke Bupati. Selain itu ditengah desa harus disodet agar air tidak menggenang. Kalau tahun ini tidak ada tanggapan dari Pemkab, kita bakal gunakan dana desa untuk bangun tanggul penahan tersebut, karena meski kami sudah terbiasa kebanjiran tetapi kami ingin terbebas dari masalah ini," tandas Kades. (sn) 
Share:

Diduga Tak Sesuai Standar, Pembanguan Jalan di Desa Menanti Lubay Dipertanyakan

Foto : arya lsm sikap / Diduga pembangunan jalan di Desa Menanti Kecamatan Lubai kabupaten Muara Enim yang tidak standar dan terkesan asal-asalan
MUARA ENIM, SININEWS.COM – Pembangunan jalan di Dusun II dan III Desa Menianti Kecamatan Lubai Kabupaten Muara Enim yang telah menelan dana miliaran rupiah dikeluhkan warga sekitar, kamis (9/1/20)

Sejumlah temuan diduga pengerjaan yang terkesan asal-asalan itu menjadi tanda tanya besar bagi warga Desa Menanti, pasalnya temuan pengerjaan jalan yang kurang standar seperti ukuran ketebalan yang tidak sesuai 

Arya Ketua LSM Sikap saat bincangi mengatakan pihaknya akan segera melaporkan temuannya yang diduga tidak sesuai dengan RAB yang telah ditentukan, hingga saat ini menurutnya pihaknya telah berkordinasi dengan pemerintah setempat untuk melaporkan kejadian tersebut

“kita masih koordinasi dengan pihak pemerintah desa, dan kita minta penjelasan dari pihak pemborong" ucapnya

Sementara itu, Kepala Desa Menanti Adi mengatakan jika pembangunan jalan tersebut dikerjakan oleh PT.Sehati Jaya Perkasa (SJP) yang sebelumnya pernah mendatangi dirinya saat akan mulai pembangunan jalan tersebut namun ungkapnya hingga saat ini pihak perusahaan tidak ada lagi koordinasi dengan Kepala Desa

“dulu pernah kesini tapi Cuma sekali datang kerumah, hingga selesai pembangunan tidak ada kabar lagi” ucapnya kepada tim media ini 

Terpisah, Pemilik Pekerjaan Putra Mada saat dikonfirmasi melalui via Whatsapp belum memberikan tanggapan mengenai dugaan pembangunan jalan tersebut dirinya hanya mejawab melalui pesan singkat (WA)

"Nanti kita koordinasi lagi pak, kita masih diluar kota" ucapnya singkat (sn1)

Share:

Pamerkan Produk Binaan CSR, Pertamina EP Asset 2 Ajak Masyarakat Sehat dan Peduli Lingkungan

PALEMBANG, SININEWS.COM - Festival Buah dan Pertanian Unggulan III tahun 2020 yang diselenggarakan di Halaman Griya Agung Palembang diikuti ratusan peserta yang memamerkan buah dan prodak unggulan dari berbagai macam daerah di Sumsel. Salah satu peserta yang ikut adalah PT Pertamina EP Asset 2.

Berlangsung tiga hari dari Jumat hingga minggu, tanggal 10 hingga 12 januari 2020 pukul 8 hingga 5 sore, Pertamina EP Asset 2 mengajak mitra binaan CSR nya untuk mengisi stan. Tidak semata-mata berjualan, stand ini bermaksud juga mengedukasi pengunjung.

Mitra Binaan yang turut serta di stan Pertamina EP terdiri dari binaan CSR Prabumulih Field dengan prodak kompos dan kokedama, Field Limau dengan prodak bibit TOGA organik dan minuman olahan herbal, Field Pendopo dengan prodak KOPI Selangit dan sayuran organiknya, Field adera dengan andalan Beras Organiknya.

Sejak hari pertama, stan Pertamina EP dalam kegiatan yang diprakarsai Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) Dewan Pengurus Daerah (DPD) Sumatera Selatan (Sumsel) bersama Pemprov Sumsel tersebut nampak selalu ramai dari pagi. Pengunjung mengaku stan menawarkan prodak yang menawan dilengkapi dengan hadiah. “Asik, tiap pengunjung yang beli minimal lima puluh ribu pacak ambil undian. Belanja cuman 60ribu dapatnyo termos mahal.” Ujar Uli, salah satu pengunjung.

Stan Pertamina EP Asset 2 dibuat berkonsep ramah lingkungan. Dekorasi menggunakan material yang ramah lingkungan seperti kayu dan kertas. Pengunjung yang membeli prodak juga akan dikenakan charge apabila meminta asoy (kantong plastik). Hal ini untuk mengedukasi masyarakat agar mengurangi penggunaan kantong plastik serta biaya charge tersebut digunakan untuk penghijauan dan pemulihan lingkungan.

Stan juga dibuat dan dikerjakan oleh Mitra binaan itu sendiri, yang mana kreativitas yang ada di dalamnya mampu membuat pengunjung tertarik dengan konsep alam. Pengunjung merasa bagai sedang berada di kebun. Ditambah lagi pengunjung bisa langsung mencicipi prodak olahan toga maupun kopi yang diseduh langsung oleh Barista asli putra Sumsel, menambah sensasi serasa berwisata.

Asset 2 General Manager malalui CSR Analyst Imam Maulana menjelaskan, mitra CSR dan perusahaan dalam pameran kali ini fokus pada aspek kesehatan dan juga keberlangsungan kelestarian lingkungan. "Kalau buah-buahan sudah banyak disajikan di stand lain, maka stan ini memamerkan tanaman herbal untuk kesehatan dengan penjelasan cara penanaman secara organik. Mulai dari daun Keladi Tikus obat kanker hingga Rosela penurun berat badan ada lo, macam-macam."

Terlebih lanjut, Syamsul Asinar salah satu mitra binaan yang menjadi motor penggerak program, menjelaskan sayuran yang dipamerkan juga merupakan hasil tanam dengan sistemnya yang terintegrasi dengan program SARAH (Sampah Jadi Berkah). "Jadi dengan melibatkan masyarakat pada prosesnya, sampah dari kompleks perumahan dan perkantoran di Prabumulih disortir dan dikumpulkan. Lalu diintegrasikan juga dengan pengolahan sampah pemerintah Kota Prabumulih, sampah tersebut diproses hingga akhirnya menghasilkan pupuk kompos. Kompos ini kemudian selain dijual juga digunakan untuk menanam sayur organik. Ini sayur-sayurnya segar-segar gak pakai pestisida." tambahnya

Tujuan keikutsertaan PT Pertamina EP, salah satu Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) SKK Migas dalam ajang ini tak lain sebagai wujud komitmen perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat, sekaligus turut serta dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui program-program CSR pemberdayaan usaha lokal, sebagai perwujudan nyata kepedulian sosial perusahaan.

Adapun mitra binaan yang turut berkontribusi berasal dari berbagai kabupaten/kota seperti Prabumulih, Muara Enim, PALI, Musi Rawas dan Musi Banyuasin.(SN)
Share:

Youtube SiniNews

Facebook SINI News

Followers

Subscribers

Postingan Populer

Blog Archive

Comments

Berita Utama

sitemap

Recent Posts