Normalisasi Ulang Sungai Padang Tempirai Belum dilaksanakan, Melalui MPPDT Warga Tagih Janji Pemkab PALI


foto. pasca normalisasi 


PALI. SININEWS.COM -- Melalui Ormas Masyarakat Peduli Pembangunan Desa Tempirai (MPPDT), sebanyak 578 masyarakat Desa Tempirai

kecamatan Penukal Utara Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) menagih janji Pemkab PALI untuk lakukan normalisasi ulang sungai Padang yang ada di desa tersebut. 

MPPDT yang mewakili pihak warga pinggir Danau Desa Tempirai yang dirugikan akibat proyek normalisasi sungai Tempirai dengan membuat sodetan sungai baru tahun 2018 yang berdampak merusak lingkungan, keindahan dan pemandangan alam Danau Desa Tempirai pada pertengahan Desember 2019 sudah menyampaikan aspirasi itu ke pemkab PALI untuk melakukan normalisasi ulang karena warga menganggap proyek itu telah menimbulkan banyak permasalahan antara lain menghambat transportasi pergi pulang masyarakat yang ingin ke kebun melewati Padang Danau Tempirai.

"Sesuai hasil audensi MPPDT dengan Bupati PALI tanggal 27 Desember 2019, dan telah ditindaklanjuti oleh Bupati dengan bentuk Tim Pemkab PALI dengan surat tugas no:100/303/SETDA.PALI/2019 yang diketuai oleh Asda II Husman Gumanti dan sudah melakukan tinjauan lapangan pada tanggal 30 Desember 2019. Atas dasar itu, kami meminta kejelasan kapan janji itu direalisasikan," ungkap Subiyanto Saripudin, ketua umum MPPDT, Senin (8/3/21).

Padahal diakui Subiyanto bahwa dirinya mendapat informasi dari Asda II, setelah tinjauan ke lapangan check kondisi Danau Desa Tempirai, Bupati PALI sudah memberikan instruksi ke OPD terkait yaitu Dinas PUBM untuk segera lakukan persiapan normalisasi ulang pada tahun anggaran 2020.

"Hal yang aneh terjadi, dimana janji normalisasi ulang sungai Tempirai yang melewati Padang Danau Tempirai tidak dilakukan, justru melakukan proyek normalisasi sungai di Tempirai Selatan dengan anggaran Rp 1,4 M an, dan proyek normalisasi sungai Tempirai ke Talang Ulu dengan anggaran Rp 9,5 M an yang pelaksanaannya membuat sodetan sungai baru yang diduga telah terjadi kerusakan lingkungan," terangnya. 

Untuk itu, MPPDT menagih janji Bupati PALI agar memenuhi janjinya supaya kerusakan lingkungan dan pemandangan alam yang indah pada Padang Danau Tempirai segera dikembalikan, sebab ini warisan Puyang Seberang leluhur Wang Tempirai.


Foto. sebelum normalisasi 

"Selain itu MPPDT juga akan segera menyampaikan surat ke Kementrian Lingkungan Hidup, BPK, Kejaksaan, Polri dan bila perlu ke KPK untuk melakukan evakuasi terhadap pelaksanaan proyek normalisasi sungai Tempirai ini guna mencegah kerusakan lingkungan yang lebih parah lagi. MPPDT juga mengingatkan kita semua termasuk Bupati PALI yang pada saat itu dijabat H Heri Amalindo untuk memenuhi janjinya karena janji itu adalah hutang yang akan diminta pertanggungjawaban sampai ke akhirat," tandasnya. (sn/yogi)
Share:

DKM dan BPD Belum Terima Insentif, MPPDT Ditantang Sampaikan ke Bupati PALI dan APH


PALI. SININEWS.COM -- Belum dibayarkannya insentif pengurus Masjid atau DKM, guru ngaji juga honor BPD di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) termasuk di Tempirai Raya selama 6 bulan pada tahn 2020 lalu membuat pengurus Masyarakat Peduli Pembangunan Desa Tempirai (MPPDT) meminta Pemkab PALI untuk segera menyelesaikan permasalahan itu. 


"Keberadaan forum DKM dan Forum BPD sangat penting yang mempunyai posisi sangat strategis untuk mendorong PemDes Tempirai Raya sebagai eksekutor kebijakan di Desa Tempirai Raya agar sejalan dengan aspirasi masyarakat. Untuk itu kami berharap Pemkab untuk memprioritaskan penyaluran insentif bagi mereka," pinta Ketum MPPDT Subiyanto Saripudin saat 
Ketum, Sekum, dan pengurus BP MPPDT pada Kamis malam (4/3/21) lalu melakukan silaturahmi dengan Forum DKM dengan Ketua Awaludin dan Forum BPD se Tempirai diwakili oleh Ustadz Karim, SPdI, Anton Aris, SH dan Aprison. 

Dalam pertemuan tersebut terjadi dialog yang konstruktif antara forum DKM dan forum BPD dengan MPPDT, dengan menyampaikan pandangannya yang setuju atas visi misi membangun Desa Tempirai Raya jadi Desa Wisata dan beberapa permasalahan, tantangan dan hambatan yang dihadapi masyarakat Desa Tempirai Raya.

"Antara lain peredaran Miras dan Narkoba yang telah menimbulkan banyak korban, pencemaran lingkungan pada musim kemarau akibat prilaku  menangkap ikan dengan cara diracun  terjadi dihulu sungai Penukal, masyarakat tidak bisa bercocok kebutuhan dasar dihalaman rumah  karena binatang ternak kaki 4 masih berkeliaran dan juga prilaku sex bebas bersamaan hiburan musik remix yang dilakukan tengah malam," jabar Subiyanto. 

Dengan hal itu juga, Forum DKM dan Forum BPD se Tempirai Raya memberikan tantangan kepada MPPDT untuk disampaikan ke Bupati dan aparat penegak hukum (APH) di PALI untuk bertindak sesuai tupoksinya agar tidak menimbulkan permasalahan bagi masyarakat khususnya di Desa Tempirai Raya.

"Telah kami sampaikan tadi bahwa untuk menyelesaikan masalah ini, Pemkab harus segera membayar insentif mereka (DKM dan BPD) karena meski dana itu tidak seberapa nilainya, namun sangat berarti bagi mereka dalam menopang kebutuhan sehari-hari terlebih dalam masa pandemi corona saat ini," tukasnya. 

Dalam kesempatan itu juga, pengurus MPPDT menyampaikan latarbelakang, visi misi berdirinya MPPDT untuk menyatukan semua potensi Wang Tempirai dimanapun berada untuk berkontribusi terhadap pembangunan Desa Tempirai Raya yang MAJU dengan cara dijadikan Desa Wisata, agar sumber kehidupan masyarakat Desa Tempirai Raya tidak tergantung hanya pada karet.

"MPPDT sesuai akte pendiriannya merupakan ORMAS, mempunyai anggota yang jelas dan mempunyai iuran anggota minimal Rp 1000,-/bulan perorang. Kepengurusan MPPDT melibatkan seluruh Wang Tempirai dimanapun berada dengan susunan kepengurusan mulai dari yang paling atas yaitu : Dewan Penasehat, Dewan Penyantun, Dewan Pakar, Pengurus Harian,  Pengawas, Kordinator Wilayah (KorWil) dan di Desa Tempirai Raya ada  Badan Pelaksana (BP)," urainya. 

Peran dan fungsi MPPDT dikemukakan Subiyanto adalah melakukan Edukasi Publik dan Advokasi Kebijakan Publik agar rakyat mengetahui dan memahami hak dan kewajiban nya dalam pembangunan. 

"Latar belakang berdirinya MPPDT karena keterpanggilan putra-putri Desa Tempirai Raya melihat hasil pembangunan di Desa Tempirai Raya yang nampak asal-asalan, salah satu contohnya yaitu proyek normalisasi sungai Tempirai yang merusak keindahan alam Padang Danau Desa Tempirai dan telah menimbulkan permasalahan bagi masyarakat Desa Tempirai," katanya. 

Pada acara silaturahim tersebut MPPDT menyampaikan permohonan kepada forum DKM dan Forum BPD untuk menyamakan frekuensi dan persepsi untuk mewujudkan mimpi besar Wang Tempirai bangun Desa Tempirai Raya yang MAJU dengan cara dijadikan Desa Wisata.

"Syaratnya menciptakan SAPTA PESONA di Desa Tempirai diawali dengan  program penanaman 105 pohon Tabebuya di pinggir Danau Desa Tempirai dan Pohon Palem Putri pada sisi kiri-kanan jalan Desa Tempirai untuk menciptakan Keindahan," tutup anggota DJSN itu. (sn/yogi)
Share:

Gelar Baksos, Keluarga Pajero Indonesia Bagikan Ratusan Paket Sembako ke Korban Banjir

BAKTI SOSIAL : Ratusan bungkus nasi dan air mineral dibagikan oleh Keluarga Pajero Indonesia Kota Prabumulih kewarga terdampak banjir, minggu (7/3/21)

PRABUMULIH, SININEWS.COM - Pajera Indonesia Kota Prabumulih salurkan 400 paket sembako kepada korban banjir di Jalan Kelekar Rt.01 Rw.10 Kelurahan Muara Dua Kota Prabumulih, minggu (7/3/21). 

Paket sembako berupa puluhan dus air mineral dan nasi itu langsung diberikan oleh Ketua KPI Prabumulih Budi Kumbang bersama puluhan anggotanya ke warga setempat.

Tak hanya wilayah Kelurahan Muara Dua Keluarga pajero prabumulih juga menyalurkan bantuan sembako di beberapa tempat yang menjadi korban banjir sabtu malam lalu Ketua Pajero Indonesia Prabumulih Budi Kumbang mengatakan anggotanya bersama-sama bakti sosial memberikan bantuan hasil dari sumbangan para anggotanya

“Hari ini sudah dua tempat kita saluran pertama di rt.01 rw.10 Kelurahan Muara Dua, anggota kita juga menyebar ke arah Prumnas GPI” ucap Budi.

Masih kata Budi, bantuan dari para anggota Club Mobil Keluarga Pajero Indonesia Kota Prabumulih itu diharapkan dapat meringankan beban dari para korban yang terdampak.

Sementara itu, Wakil rakyat kota Prabumulih Ahmad Palo, SE sekaligus anggota KPI berharap bantuan yang diberikan keluarga Pajero merupakan bentuk perhatian dari anggotanya yang secara iklas meluang waktu dan materil untuk membantu warga Prabumulih yang menjadi korban banjir.

“ kita harap bantuan ini bisa sedikit meringankan beban masyarakat yang hari ini tidak masak akibat terendam banjit dan sekaligus bagi anggota kami menjadi ladang amal ” harapnya (tau/sn)

SIMAK VIDEO LENGKAPNYA :



Share:

Situasi Terkini Covid-19 Pertanggal 7 Maret 2021






 

Share:

MPPDT Minta Gubernur SumSel Perbaiki Kerusakan Lingkungan Sungai Danau Desa Tempirai


PALI. SININEWS.COM -- Organisasi Masyarakat Peduli Pembangunan Desa Tempirai (MPPDT) melakukan kunjungan lapang untuk melihat langsung hasil proyek normalisasi sungai, ditengah-tengah pro kontra yang terjadi di Desa Tempirai Raya Kecamatan Penukal Utara kabupaten PALI. Dimana menurut ketua umum MPPDT, Subiyanto Saripudin bahwa proyek normalisasi sungai Tempirai tahun 2020 dari danau Desa Tempirai ke Talang Ulu, pelaksanaan proyek itu yang membuat sodetan sungai baru yang melewati tanah hak adat milik masyarakat Desa Tempirai kurang lebih 60 orang tanpa ada ganti kerugian.


"Masyarakat mempertanyakan proses pembangunan proyek normalisasi ini tanpa ada musyawarah dengan masyarakat. Juga apakah pelaksanaan normalisasi Sungai Tempirai ini sudah sesuai tujuan dan sasaran yang ada dalam dokumen pembangunan," ujar Subiyanto, Minggu (7/3/21).

Pandangan masyarakat secara umum, ditambahkan Subiyanto bahwa proyek normalisasi sungai bertujuan agar sungai yang surut karena sedimentasi dikeruk agar aliran airnya lancar, tapi faktanya pelaksanaan proyek normalisasi yang ada membuat sodetan sungai baru. 


"Diduga telah terjadi kerusakan lingkungan dampak dari pelaksanaan pembuatan sodetan sungai baru tersebut," tukasnya. 

Adapun bentuk kerusakan lingkungan yang diakibatkan proyek normalisasi itu disebutkan Subiyanto yaitu : 
1).Tepian lubuk padu yang telah jadi legenda  dari air 1000 akar yang bening dan sejuk warnanya seperti air teh sekarang tidak mengalir lagi karena air dari paye-paye di hulu lubuk padu mengalir ke sodetan sungai baru.
2).Air yang mengalir melalui sungai sodetan ke Danau Desa Tempirai berwarna coklat hitam pekat, sangat keruh bercampur lumpur dari erosi dinding sungai sodetan, sehingga Tepian lubuk padu tidak berfungsi lagi.
3).Pada bagian hulu sodetan sungai sangat jelas perbedaan air paye-paye yang sangat bening dan bersih, begitu mengalir sungai sodetan berubah warnanya coklat hitam pekat dan kotor. Akibat dari itu ada persepsi masyarakat kekeruhan air ini yang menyebabkan susah ikan di Desa Tempirai atau dialiran sungai Penukal
4).Pada bagian pinggir kiri-kanan sungai sodetan ada hamparan tanah bongkaran dari pembuatan sodetan sungai, pohon-pohonnya mati dan menimbulkan gersang dan dalam jangka panjang menimbulkan erosi yang dapat menutup sungai sodetan yang dibuat.

"Dari informasi yang disampaikan masyarakat ke MPPDT bahwa proyek normalisasi sungai ini didanai dari APBD Provinsi SumSel maka tidak bisa dialokasikan untuk perbaikan proyek normalisasi sungai danau Desa Tempirai dari lubuk Padu ke muare sungai Tempirai ke Penukal sesuai janji Bupati PALI Bpk Heri Amalindo pada pengurus MPPDT waktu audensi tanggal 27 Desember 2019," imbuhnya. 

Sehubungan dengan itu pengurus MPPDT melalui Ketum Subiyanto Pudin meminta Gubernur SumSel-Bapak Herman Deru agar memberikan kompensasi ganti kerugian kepada 60 an masyarakat Desa Tempirai yang terkena proyek pembuatan sodetan normalisasi sungai Tempirai dari Danau Tempirai ke Talang Ulu.

"Kemudian kami minta pak Gubernur mengembalikan fungsi aliran sungai Tempirai yang asli agar tepian lubuk padu yang jadi ikon orang Tempirai tidak sirna. Melakukan program penghijauan (reboisasi) dengan menanam pohon Aren atau Enau ditanah bongkaran sungai sodetan agar tidak longsor, pohon Aren bagus untuk konservasi air serta dalam jangan panjang dari pohon Aren yang ditanam bisa memberikan manfaat bagi masyarakat untuk dijadikan budidaya Gula Aren, sapu ijuk, daunnya dibuat atap dan lidinya dibuat sapu.Hal ini bisa menambah pendapatan masyarakat agar tidak tergantung hanya pada karet. Untuk menindaklanjuti hal ini MPPDT akan menyampaikan surat tertulis kepada Gubernur SumSel," pungkasnya. (sn/yogi)
Share:

Harga Cabai Setan di PALI Seseram Namanya


PALI. SININEWS.COM -- Pedasnya harga cabai di wilayah Bumi Serepat Serasan saat ini membuat warga di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) mengeluh karena kenaikan harganya langsung melonjak. Sebab, cabai sudah menjadi kebutuhan wajib masyarakat dalam setiap menu masakan sehari-hari. 


Dari pantauan media ini di pasar Inpres Pendopo Kecamatan Talang Ubi,  Minggu (7/3/21), harga cabai jenis cabai setan mencapai Rp 100 ribu per kilogram yang tentunya memaksa warga merogoh kocek lebih untuk menikmati rasa pedas dari jenis cabai tersebut. Dimana harga cabai setan sebelumnya dikisaran Rp 50 ribu per kilogram.

Sedangkan harga cabai keriting juga naik, hanya saja tidak terlalu signifikan, yakni dikisaran Rp 50 ribu per kilogram dan harga cabai rawit dikisaran Rp 75 ribu per kilogram. 

"Saya pilih cabai setan ini karena meski sedikit tapi rasanya sangat pedas. Meski mahal terpaksa dibeli lantaran butuh. Memang ada jenis lain yang lebih murah, tapi kalau dihitung-hitung masih sama dengan penggunaan cabai setan, sebab cabai lain harus lebih banyak penggunaannya apabila masakannya ingin pedas. Tapi dalam menyikapi naiknya harga cabai, saya minta jangan langsung meroket seperti ini," ujar Nuri, salah satu pengunjung pasar asal Talang Ubi Selatan. 

Sementara itu, Bambang salah satu pedagang cabai dan sayuran mengaku bahwa naiknya harga cabai karena memang pasokannya sedikit. 

"Kami juga tidak ingin harga cabai setan dan sayuran naik, sebab imbasnya pembeli banyak yang urung, kalaupun membeli pasti mengurangi pembeliannya. Kenaikan ini akibat pasokan kurang. Meski pasokan sedikit, tapi menjualnya susah karena banyak pembeli memilih jenis cabai lain," katanya. 

Terpisah, Edi Eka Puryadi Ketua komisi III DPRD PALI yang membidangi DISPERINDAG dan DINAS  PERTANIAN serta DINAS KETAHANAN PANGAN mengatakan bahwa naiknya harga cabai di Kabupaten PALI tidak seharusnya dirasakan imbasnya oleh masyarakat karena ketiga dinas diatas jika bergerak mengarahkan dan melakukan pendampingan untuk memanfaatkan lahan yang ada untuk menanam cabai juga sayuran tidak akan terjadi seperti itu. 

"Ya tugas mereka (tiga OPD itu) memberikan kesadaran kepada masyarakat secara umum untuk penuhi kebutuhan keluarga sendiri dengan cara menanam tanaman HOLTIKULTURA. Seperti cabai beserta bumbu dapur lainnya pada tempat tertentu, misalnya halaman rumah," saran politisi PKS itu. 

Dalam hal ketahanan pangan di kabupaten PALI termasuk kebutuhan cabai, Edi Eka menerangkan bahwa di PALI terdapat beberapa tempat yang termasuk didalam konsesi izin perusahaan tertentu yang tidak dipakai atau dimanfaatkan dalam waktu lama, 

"Nah lahan tersebut dapat kita manfaatkan untuk menanam kebutuhan seperti cabai serta jenis rempah dan bumbu dapur mengingat umur tanaman itu relatif singkat bukan seperti tanaman keras seperti karet, pinang dan lain lain. Untuk itu saya mengajak dan menghimbau kepada dinas OPD terkait bekerja dan bekerja mari ajak dan berikan kesadaran akan hal tersebut. Apabila semuanya bergerak, saya yakin ketahanan pangan dan kebutuhan sehari-hari di kabupaten PALI akan terpenuhi dan bahkan dapat dijual ke daerah lain seperti MUBA dan Kota Prabumulih," jabarnya. (sn/perry)

Share:

MPPDT Terima 'Mandat' Sampaikan Keinginan KAT Talang Sebetung ke Kemensos


PALI. SININEWS.COM -- Pengurus Masyarakat Peduli Pembangunan Desa Tempirai (MPPDT) diwakili oleh Subiyanto Saripudin dan Sekum Eko Marthen bersama Ketua AEC-KIT lakukan silaturahim dengan keluarga besar masyarakat Komunitas Adat Terpencil (KAT) Talang Sebetung Desa Tempirai Selatan Kecamatan Penukal Utara Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Sumatera Selatan belum lama ini. 


Dikemukakan Subiyanto bahwa secara histori masyarakat yang berdiam di Talang Sebetung sudah ratusan tahun itu merupakan keturunan Puyang Sungai Rande (Syiak Wali Wahyar) dari anaknya Gentiran dan Gentiman.

"Kunjungan ini dalam rangka menguatkan silaturahim sesama keturunan Puyang Sungai Rande, karena saya keturunan dari anaknya Gentilir Bin Syiak Wali Wahyar yang sudah berpindah kampung Sebetung di Desa Tempirai sebagai hadiah dari Puyang Seberang atas jasanya mengusir  binatang "Kuku Miak" yang banyak memakan anak cucu Puyang Seberang di Dusun Tue," ujar Subiyanto. 

Pada perjalanan menuju Talang Sebetung yang ditempuh sekitar 1 jam melalui jalan tanah lumpur dan jalan setapak, akhirnya Subiyanto dan rombongan dapat bertemu dengan masyarakat setempat. 


"Kami bisa bertemu masyarakat setempat, yaitu Ali Pegang Aliurib, Sumarjo, Edi Irul dan warga lainnya. Pada kesempatan itu MPPDT bisa berdialog dengan masyarakat di Talang Sebetung," tukas anggota DJSN itu. 

Dari dialog itu, mereka (masyarakat Talang Sebetung) sampaikan usulan ke PemDes Tempirai Selatan (Kades-Sapikal Usman dan BPD-Ustad Abdul Karim) melalui MPPDT yaitu : 
1).Agar segera dibentuk Kadus di Talang Sebetung
2).Memohon Bangunkan Musholla dan kirim guru ngaji 
3).Supaya ada jadwal rutin kunjungan petugas Kesehatan (PosKes Des) ke Talang Sebetung                         4).Meminta MPPDT menyampaikan surat permohonan kepada Kemensos RI untuk melanjutkan programnya agar semua warga dapat program yang merata.

"Disamping itu MPPDT menyampaikan motivasi agar masyarakat disana untuk peduli dan menjaga kelestarian lingkungan agar alam disekitar Talang Sebetung yang asri memberikan manfaat kepada masyarakat dan terus kompak berjuang bersama agar kata Terpencil itu diubah jadi TERMAJU," harapnya. (sn/yogi)
Share:

Di Kampung Inggris, Ketum MPPD Terus Bakar Semangat Anak Muda Tempirai


PALI. SININEWS.COM -- Ketua umum (Ketum) Masyarakat Peduli Pembangunan Desa (MPPD) Tempirai Subiyanto Saripudin sekaligus Pembina lembaga AEC (Abri English Course)-KIT (Kampung Inggris Tempirai) mengajak anak muda untuk terus berjuang meraih kesuksesannya meski berasal dari daerah pedesaan. 


Ajakan yang cukup membakar generasi muda itu disampaikan Subiyanto yang kini menjabat anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) itu dihadapan puluhan anak muda asal Tempirai Kecacatan Penukal Utara Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) di Kampung Inggris Tempirai (KIT) belum lama ini.

Dirinya juga berpesan kepada anak-anak muda Tempirai-PALI dan siswa AEC dari daerah lain untuk terus berjuang dalam raih kesuksesan, 

"Insyaa Allah pasti niat baik umatnya diberikan kemudahan dan keberkahan asal ada kemauan. Meskipun kita lahir ke dunia dari kalangan keluarga miskin tapi itu sebuah keniscayaan karena kita tidak bisa memilih. Namun jika kita mati dalam keadaan Miskin itu Kecelakaan hidup," pesannya. 


Subiyanto menambahkan supaya anak muda menjadi generasi yang Meca Bake, raih dan wujudkan mimpi setinggi bintang dilangit dan jelajahi dunia.

"Jangan emosi terhadap hinaan, buliying, cemoohan dan stempel under estimate orang. Jadikan itu jamu penguat dan energi positif untuk buktikan kita mampu dan tidak sesuai dengan persepsi itu," imbuhnya. 

Pada era digital dengan kampanye global "Decent Work For All" pengakuan dunia atas hak hidup yang setara dibelahan bumi, benua manapun ditegaskan Subiyanto, asal kompeten semuanya bisa, 

"Kuncinya kompetensi/Skill kita yang handal, salah satunya kuasai English and Teknologi Informasi. Selain itu, jangan lupa kita harus peduli lingkungan yang merupakan bagian dari pelaksanaan pembangunan berkelanjutan (Sustainablity Development Goal), agar lingkungan memberikan manfaat bagi kehidupan," tutupnya. (sn/yogi)
Share:

Situasi Terkini Covid-19 Pertanggal 6 Maret 2021

 






Share:

Hujan Deras Sebagian Majasari Tergenang Banjir

 

PRABUMULIH - Hujan deras yang mengguyuri wilayah Kota Prabumulih kurang lebih 1 jam, membuat sejumlah wilayah di Kota Prabumulih tergenang banjir pada Minggu (6/3).

Salah satu wilayah yang menjadi langganan banjir yakni RT 06 RW 04, Kelurahan Majasari Kecamatan Prabumulih Selatan.

Banjir diakibatkan oleh luapan sungai kelekar.

"Dikit lagi masok rumah ini, padahal cuma sebentar ujannyo" ujar warga yang teras rumahnya sudah terendam kelekar.

Selain Itu, Lurah Majasari Santari S.E menyampaikan bahwasanya harus bijak dalam menyikapi hal tersebut.

"Masalah banjir karena alam sudah pasti kita harus bijak dalam menyikapinya" katanya.

Ia juga menjelaskan, akan segera lapor kedinas terkait dan mungkin banjir tersebut karena beberapa faktor.

"Kalo sampe besok belom surut, segera kito tindak lanjuti dan langsung lapor ke dinas terkait, mungkin karna derasnya curah hujan dan tersumbatnya siring," ujarnya.

Selain faktor tersebut talud yang berada di pinggir sungai kelekar menjadi salah satu faktor penyebab banjir. Perihal talud rencananya akan dibangun tahun ini.

"Surat dari Provinsi sudah masuk, untuk pembangunan normalisasi sungai kelekar di wilayah dari RT 06 RW 02 sampai RT 06 RW 04 tinggal nunggu survei dari Pemerintah Provinsi, dan kita sama-sama berdoa semoga tahun ini cepat terlaksana," tuturnya. (aa/sn)

Share:

Youtube SiniNews

Facebook SINI News

Followers

Subscribers

Postingan Populer

Blog Archive

Comments

Berita Utama

sitemap

Recent Posts